BEIJING, 17 Juni (Xinhua) — Di dalam sebuah ruang produksi di pabrik kendaraan listrik (electric vehicle/EV) milik raksasa teknologi China, Xiaomi, pemandangannya sangat kontras dengan apa yang mungkin orang pikirkan tentang sebuah pabrik.
Dengan hanya sedikit tenaga kerja manusia yang terlihat, lengan-lengan robot bergerak secara berpresisi dan cepat, merakit komponen-komponen bodi kendaraan dengan mulus. Autonomous Mobile Robot (AMR) meluncur di lantai, mengangkut material secara efisien ke stasiun yang telah ditentukan.
Xiaomi memasuki pasar EV pada 2021 dengan mendirikan pabrik canggih seluas 720.000 meter persegi di Kawasan Pengembangan Ekonomi-Teknologi Beijing (Beijing Economic-Technological Development Area), yang juga dikenal sebagai Beijing E-Town, sebuah pusat inovasi penting untuk industri kemudi otonomos di China. Pendatang baru di pasar EV tersebut meluncurkan model SU7 pada Maret 2024.
Setiap 76 detik, sebuah kendaraan Xiaomi baru meluncur dari lini produksi di pabrik tersebut, dengan 700 lebih robot yang beroperasi sepanjang waktu sehingga memungkinkan otomatisasi penuh terhadap proses-proses utama, seperti pengecoran logam (die-casting) skala besar.
Pabrik ini mewujudkan visi Xiaomi untuk manufaktur pintar, di mana mesin-mesin cerdas memimpin dan otomatisasi mendongkrak kualitas maupun efisiensi.
Bagi Lei Jun, pendiri sekaligus chairman Xiaomi, pentingnya investasi berkelanjutan dalam inovasi sudah jelas terbukti.
“Dengan menjunjung tinggi prinsip kami yang tak tergoyahkan, yakni ‘teknologi sebagai fondasi,’ Xiaomi telah menginvestasikan lebih dari 100 miliar yuan (1 yuan = Rp2.269) untuk penelitian dan pengembangan (litbang) selama lima tahun terakhir, membuat langkah signifikan dalam banyak kapabilitas inti. Dalam lima tahun ke depan, kami berencana menginvestasikan 200 miliar yuan lagi untuk mengejar level baru dalam teknologi keras generasi berikutnya,” kata Lei.
“Selama lima tahun terakhir, kami gigih mengejar strategi kelas atas,” tutur Lei, seraya menambahkan bahwa di tengah persaingan pasar otomotif yang ketat, Xiaomi tetap berkomitmen pada pertimbangan jangka panjang, yakni memperkuat daya saing intinya, memenuhi permintaan konsumen yang beragam, dan memajukan rantai nilai melalui kerja sama yang erat dengan mitra industri di pasar yang luas dan berkembang pesat.
Sejak Maret 2024, Xiaomi telah mengirimkan lebih dari 250.000 kendaraan. Perusahaan itu secara cepat muncul sebagai pemain kunci di pasar kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) yang berkembang pesat di China dengan memanfaatkan manufaktur pintar canggih dan lingkungan kebijakan yang mendukung untuk mendorong peningkatannya yang pesat.
“Pertumbuhan dan kesuksesan Xiaomi dicapai berkat lahan inovasi yang subur yang disediakan Beijing,” ujar Lei. “Lingkungan ‘lunak’ yang suportif dan kebijakan ‘keras’ yang kuat mengembangkan sekelompok perusahaan inovatif seperti Xiaomi, yang membuat mereka dapat terus maju di jalur pengembangan baru.”
Data menunjukkan bahwa intensitas litbang di Beijing, yang diukur sebagai rasio total pembelanjaan litbang terhadap produk domestik bruto (PDB), tetap berada di atas 6 persen selama enam tahun berturut-turut. Ini mencerminkan komitmen kuat Beijing terhadap inovasi. Dedikasi tersebut juga diakui secara global. Menurut sebuah laporan yang dirilis awal tahun ini, Beijing berada di antara 10 kota inovasi teratas di dunia.
Laporan yang diterbitkan pada Januari itu disusun oleh Pusat Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Internasional Shenzhen, Pusat Pengembangan Industri dan Tata Kelola Lingkungan Universitas Tsinghua, serta perusahaan penerbitan riset dan analisis informasi Elsevier.
“Manufaktur merupakan fondasi bangsa kita dan landasan negara yang kuat. Sebagai kontributor maupun penerima manfaat dari perkembangan manufaktur China, kami tidak hanya menargetkan untuk memberikan manfaat teknologi kepada konsumen, tetapi juga untuk terus maju di jalur inovasi,” ungkap Lei. Selesai
