YERUSALEM, 19 Maret (Xinhua) — Melalui media sosial pada Selasa (18/3), warga Israel sandera Hamas yang telah dibebaskan dalam fase pertama gencatan senjata baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran dan amarah mereka terkait dimulainya kembali serangan udara Israel di Gaza, mendesak pemerintah agar melanjutkan negosiasi.
Yarden Bibas, yang dibebaskan pada awal Februari dalam pertukaran tawanan usai 484 hari disandera, menyerukan kepada pemerintah Israel agar memprioritaskan penuntasan pembebasan 59 sandera yang tersisa melalui negosiasi, alih-alih menggunakan tekanan militer yang dapat membahayakan nyawa mereka.
Istri beserta dua putra Bibas yang masih kecil tewas di Gaza saat dirinya disandera.
“Keputusan Israel untuk kembali berperang mengingatkan saya pada Gaza, pada momen saat saya mendengar suara ledakan di sekitar saya dan rasa takut kehilangan nyawa, takut terowongan tempat saya ditahan akan runtuh,” tulis Bibas.
“Saya sangat mencemaskan sahabat-sahabat saya, David dan Ariel Cunio (yang masih disandera di Gaza),” ujar Bibas, sembari menambahkan bahwa belum terlambat untuk memastikan pembebasan mereka melalui kesepakatan.
“Kita harus menghentikan pertempuran dan memulangkan semua orang,” imbuh Bibas.
Romi Gonen, yang termasuk di antara kelompok pertama dari tiga sandera yang dibebaskan oleh Hamas pada Januari, mengenang dengan perasaan sangat takut “momen saat di dalam penahanan ketika mendengar dentuman keras setelah kesepakatan (pertama) gagal dan menyadari bahwa saya tidak akan dibebaskan dalam waktu dekat.” Dia memohon kepada pemerintah Israel, “Bebaskan mereka! (Pembebasan sandera) ini hal yang paling mendesak!”
Omer Wenkert, sandera lain yang telah dibebaskan, menulis, “Kembali bertempur? Apakah Anda benar-benar mendengarkan perkataan kami, para sandera yang dibebaskan dalam kesepakatan terakhir? Apakah Anda melihat keberadaan kami?” Dia menambahkan, “Perasaan diabaikan ini adalah perasaan paling kuat yang pernah saya rasakan.”
Kan TV milik pemerintah Israel melaporkan bahwa ratusan keluarga sandera berpawai di Road 1, yang menghubungkan Tel Aviv dan Yerusalem. Mereka menuntut pemerintah Israel memastikan pembebasan para sandera melalui kesepakatan dengan Hamas. Sebelumnya, keluarga-keluarga tersebut mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa setibanya di Yerusalem, mereka akan mendirikan kamp protes di kota itu.
Gencatan senjata Gaza yang telah berlangsung selama dua bulan digagalkan dalam tempo semalam saat Israel melancarkan serangan udara di seluruh wilayah kantong itu, hingga menewaskan lebih dari 400 orang dan memicu kecaman internasional. Selesai