WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (15/4) menyerukan deeskalasi ketegangan dengan Moskow setelah menyetujui sejumlah sanksi untuk Rusia.
Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden menjabarkan detail percakapan via telepon antara dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang digelar pekan ini, serta pendekatan pemerintahannya terhadap hubungan bilateral.
“Saya sudah menjelaskan kepada Presiden Putin bahwa kami bisa melangkah lebih jauh, tetapi saya memilih untuk tidak melakukannya. Saya memilih untuk menjadi proporsional,” kata Biden, mengacu pada sanksi terhadap Rusia yang disetujuinya.
Sebelumnya pada hari yang sama, AS mengumumkan pengusiran 10 diplomat Rusia dan sanksi skala besar terhadap sejumlah individu dan entitas sebagai respons atas dugaan aktivitas siber dan campur tangan dalam pemilihan umum (pemilu) oleh Moskow.
Pada hari yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memanggil Duta Besar AS untuk Rusia John Sullivan dan mengatakan kepadanya bahwa sanksi anti-Rusia yang baru akan segera diikuti oleh “serangkaian langkah balasan.”
“AS tidak ingin memulai siklus eskalasi dan konflik dengan Rusia,” kata Biden. “Kami menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi.”
Biden menyarankan agar Washington dan Moskow bekerja sama untuk mengatasi tantangan global seperti nonproliferasi, pandemi global, dan perubahan iklim.
“Inilah saatnya melakukan deeskalasi. Kita bisa bergerak maju dengan menjalani dialog yang bijaksana dan proses diplomatik,” tutur Biden. “AS siap untuk secara konstruktif terus melangkah menuju proses itu.”
Biden mengatakan dirinya mengusulkan sebuah pertemuan tingkat tinggi dengan Putin di Eropa pada musim panas tahun ini untuk membahas berbagai isu bilateral, dan kedua negara sedang membahas kemungkinan dilaksanakannya pertemuan ini.
“Dan jika pertemuan tersebut terwujud, dan saya yakin itu akan terwujud, AS dan Rusia dapat memulai dialog stabilitas strategis untuk mewujudkan kerja sama dalam hal kontrol senjata dan keamanan,” tuturnya.
Untuk saat ini, presiden AS itu memperingatkan bahwa “jika Rusia terus mengusik demokrasi kami, saya siap untuk mengambil tindakan lanjutan sebagai respons.” Dia juga menegaskan kembali dukungan AS untuk para sekutu dan mitranya di Eropa. Dia mengatakan mendesak Putin “untuk menghindari tindakan militer apa pun” terkait Ukraina.
Kremlin berulang kali mengatakan bahwa klaim dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS tahun 2020 tidak berdasar dan patut disesalkan, menyebutnya sebagai dalih untuk menjatuhkan sanksi tambahan.
Hubungan antara Washington dan Moskow diwarnai konflik dalam beberapa tahun terakhir. Kedua pihak berbeda pendapat terkait isu Ukraina, hak asasi manusia, dan keamanan siber, serta saling melempar tuduhan terkait campur tangan dalam politik masih-masing negara. [Xinhua]