Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) kembali menyerukan perlindungan dan pengakuan yang lebih kuat terhadap situs-situs warisan di Afrika, mengingat kontribusinya terhadap kebanggaan budaya dan pariwisata.
NAIROBI, 8 Mei (Xinhua) — Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) kembali menyerukan perlindungan dan pengakuan yang lebih kuat terhadap situs-situs warisan di Afrika, mengingat kontribusinya terhadap kebanggaan budaya dan pariwisata.
Louise Haxthausen, Direktur regional UNESCO untuk Afrika Timur, pada Selasa (6/5) mengatakan dalam sebuah konferensi internasional tentang warisan budaya di Afrika yang berlangsung di Nairobi, ibu kota Kenya, bahwa benua tersebut merupakan tempat tersimpannya situs-situs arkeologis terkenal di dunia dan artefak-artefak yang tak ternilai harganya, yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.
Haxthausen mengatakan bahwa kebijakan dan kerangka hukum yang baik diperlukan guna meningkatkan perlindungan situs-situs warisan Afrika di tengah ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia.

Pendekatan yang lebih inklusif yang melibatkan para pembuat kebijakan, masyarakat setempat, dan mitra multilateral diperlukan untuk memperkaya wacana terkait konservasi situs-situs warisan di benua itu, ujar Haxthausen, seraya mencatat bahwa Agenda Uni Afrika 2063 memperjuangkan pelestarian situs-situs bersejarah dan monumen-monumen di benua itu, mengingat nilai intrinsiknya bagi masyarakat adat.
Menurut UNESCO, Afrika menyumbang 12,26 persen Situs Warisan Dunia di seluruh dunia, tetapi masa depan situs-situs tersebut tidak menentu akibat adanya ancaman urbanisasi yang pesat, lemahnya undang-undang perlindungan, dan tantangan iklim.
Konferensi yang diselenggarakan pada 6-9 Mei ini digelar oleh UNESCO, pemerintah Kenya, dan Dana Warisan Dunia Afrika. Acara tersebut dihadiri oleh para pembuat kebijakan senior, akademisi, serta pencinta budaya.
Para peserta akan mengeksplorasi kebijakan, intervensi ilmiah, dan intervensi berbasis masyarakat yang dapat meningkatkan ketahanan situs-situs warisan di Afrika.
Sekretaris Kabinet Kenya untuk Gender, Budaya, Seni, dan Warisan Hanna Wendot Cheptumo mengimbau untuk berbagi praktik terbaik, transfer teknologi, dan harmonisasi kebijakan untuk memperkuat perlindungan situs-situs bersejarah di benua tersebut.
Memberdayakan masyarakat setempat untuk menjadi penjaga situs-situs warisan akan mencegah erosi budaya Afrika yang kaya dan beragam, sekaligus menghasilkan pendapatan melalui pariwisata, kata Cheptumo. Selesai