SYDNEY – Uji klinis vaksin COVID-19 yang berpotensi tidak perlu menggunakan jarum telah disetujui di Australia. Vaksin bernama COVIGEN ini merupakan usaha patungan antara Universitas Sydney, perusahaan bioteknologi Technovalia, dan aliansi pusat uji klinis yang disebut Vax4COVID.
Vaksin berbasis DNA tersebut akan diujikan kepada sekitar 150 peserta berusia antara 18 hingga 75 tahun di sejumlah lokasi di negara bagian New South Wales (NSW), Australia Selatan, dan Australia Barat. Seleksi peserta diharapkan mulai bulan ini. Sementara itu, periode uji klinis tersebut masih dalam tahap finalisasi.
Peneliti utama uji coba Tahap 1, Associate Professor Nicholas Wood dari Universitas Sydney, mengatakan tujuan dari uji klinis tersebut adalah untuk menilai keamanan penggunaan dosis COVIGEN yang berbeda.
Wood menggambarkan uji klinis tersebut sebagai “tonggak penting bagi semua pihak yang terlibat dalam kemitraan unik antara sejumlah lembaga Australia, industri, dan pemerintah Australia melalui Medical Research Future Fund (MRFF).”
Proyek tersebut menerima hibah sebesar 3 juta dolar Australia (1 dolar Australia = Rp11.155) dari MRFF.
Sementara itu, Negara Bagian Queensland akan melonggarkan pembatasan terkait COVID-19 mulai Kamis (15/4).
Kepala pemerintahan Negara Bagian Queensland Annastacia Palaszczuk mengumumkan di Twitter pada Rabu bahwa pembatasan yang diberlakukan dua pekan lalu akan dilonggarkan.
Warga Queensland diwajibkan mengenakan masker di tempat-tempat dalam ruangan, dan pembatasan diberlakukan pada kunjungan rumah sakit dan fasilitas perawatan lansia, serta pembatasan untuk pub, klub, dan kafe.
Palaszczuk mengatakan negara bagian itu kembali mencatat nihil kasus penularan komunitas baru yang memungkinkan pelonggaran pembatasan.
Namun, negara bagian tersebut pada Selasa mencatat kematian seorang pasien COVID-19 lansia.
Pria berusia 80 tahun itu sebelumnya melakukan perjalanan ke Filipina dan kembali ke Australia pada 20 Maret. Dia dinyatakan positif pada 25 Maret saat menjalani karantina di hotel dan kemudian dirawat di rumah sakit.
Queensland pada Rabu juga mencatat dua kasus terkonfirmasi COVID-19 dari pelancong yang kembali ke Australia di hotel karantina, yang tertular virus di Papua Nugini. [Xinhua]