STOCKHOLM – Studi kelompok skala besar di kalangan tenaga profesional di bidang perawatan kesehatan di Swedia menemukan bahwa bahkan infeksi COVID-19 yang ringan pun kerap menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Delapan bulan setelah mengalami infeksi, satu dari 10 orang mengalami masalah berkepanjangan dengan tingkat keparahan yang cukup untuk menimbulkan dampak sosial negatif, baik di tempat kerja maupun di rumah, demikian dilaporkan Swedish Television (SVT) pada Rabu (7/4). Gejala yang paling umum adalah hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa, kelelahan, dan kesulitan bernapas.
Studi tersebut juga menemukan bahwa satu dari empat orang mengalami gejala yang bertahan selama lebih dari dua bulan.
“Penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa bahkan infeksi COVID-19 yang ringan pun dapat membawa dampak negatif bagi kualitas hidup Anda untuk jangka waktu yang cukup lama,” tutur peneliti sekaligus dokter spesialis Charlotte Thalin kepada SVT.
Namun demikian, studi yang melibatkan lebih dari 2.000 karyawan di salah satu rumah sakit di Stockholm ini tidak menemukan peningkatan untuk masalah jangka panjang lain yang telah dilaporkan sebelumnya.
“Beberapa orang menyebutkan soal jantung berdebar-debar, masalah ingatan, dan demam berkepanjangan bahkan setelah menderita COVID-19 ringan. Kami tidak melihat hal ini dalam studi kami,” kata Thalin, yang menambahkan bahwa ketidaksesuaian tersebut mungkin disebabkan oleh fakta bahwa usia median dari para subjek dalam studi tersebut relatif rendah.
Hasil studi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Danderyd dan Institut Karolinska dalam kolaborasi dengan KTH Royal Institute of Technology, SciLifeLab, Universitas Uppsala, dan Badan Kesehatan Masyarakat Swedia itu telah dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association. [Xinhua]