CHICAGO – Sebuah studi percontohan yang dilakukan di Negara Bagian Missouri di kawasan Midwest, Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa penularan COVID-19 di sekolah jarang terjadi, bahkan di antara kontak dekat sekolah dari individu yang teruji positif COVID-19, ketika sekolah mematuhi tindakan pencegahan kesehatan publik seperti mewajibkan penggunaan masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan secara berkala.
Studi percontohan tersebut, bagian dari kolaborasi yang lebih besar dan sedang berlangsung yang melibatkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS, Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, dan sejumlah departemen lokal lainnya, melibatkan 57 sekolah di Missouri. Semua sekolah dalam studi percontohan ini mewajibkan para murid, guru, staf, dan pengunjung untuk mengenakan masker saat berada di gedung sekolah atau di bus.
Langkah-langkah keamanan lainnya termasuk fokus pada kebersihan tangan, pembersihan fasilitas secara menyeluruh, menjaga jarak fisik di ruang kelas, penapisan (screening) gejala COVID-19 harian, memasang pembatas fisik antara guru dan murid, menawarkan opsi pembelajaran virtual, serta meningkatkan ventilasi.
Studi percontohan ini melibatkan 193 orang yang tersebar di 22 dari 57 sekolah, dengan 37 orang di antaranya teruji positif COVID-19 dan 156 lainnya adalah kontak dekat mereka. Di antara partisipan yang positif COVID-19, 24 di antaranya atau 65 persen adalah murid; dan 13 sisanya atau 35 persen adalah guru atau anggota staf. Sementara untuk kontak dekat, 137 di antaranya atau 88 persen adalah murid, dan 19 atau 12 persen sisanya adalah guru atau staf.
Di antara 102 kontak dekat yang setuju menjalani tes COVID-19 menggunakan tes air liur, hanya dua orang yang menerima hasil tes positif yang mengindikasikan kemungkinan penularan sekunder SARS-CoV-2 di lingkungan sekolah. Lebih lanjut, tidak ada penyebaran wabah yang teridentifikasi di sekolah-sekolah partisipan meskipun ada tingkat penyebaran komunitas yang tinggi pada Desember lalu, bahkan di sekolah-sekolah di Springfield yang mengikuti protokol karantina yang dimodifikasi yang memungkinkan beberapa kontak dekat dari individu positif untuk tetap bersekolah.
“Sekolah dapat beroperasi dengan aman selama pandemi jika strategi pencegahan diikuti,” kata salah satu peneliti terkemuka studi tersebut, Jason Newland, seorang profesor pediatri Universitas Washington. “Studi percontohan ini menunjukkan rendahnya penularan di sekolah dan tidak ada kasus penularan dari murid ke guru, dan ini terjadi selama puncak pandemi pada Desember lalu, dengan tingkat penyebaran di komunitas yang tinggi.”
Selain itu, para peneliti meninjau langsung ke ruang kelas untuk mengukur jarak antarmeja guna mengevaluasi apakah aturan menjaga jarak sosial 6 kaki (sekitar 1,8 meter) dapat dilonggarkan di lingkungan sekolah. Mereka juga mengirimkan survei kepada para orang tua, guru, dan staf untuk menilai permasalahan stres dan kesehatan mental seputar karantina.
Temuan ini dipublikasikan di jurnal CDC, Morbidity and Mortality Weekly Report, pada Jumat. [Xinhua]