WASHINGTON, Warga berpenghasilan rendah dan tidak memiliki asuransi di Amerika Serikat (AS) menghadapi kesulitan untuk mendapatkan antivirus COVID-19, demikian dilaporkan NBC News.
Meskipun pil antivirus COVID-19 menjadi metode yang lebih mudah, lebih murah, dan lebih efektif untuk mengobati virus tersebut, pil-pil itu tidak mudah diperoleh, terutama bagi warga berpenghasilan rendah atau tidak memiliki asuransi, kata jaringan media AS itu pada Minggu (6/2).
Pasien memerlukan resep dari dokter untuk mendapatkan obat antivirus yang baru diizinkan di apotek. Namun, pasien berpenghasilan rendah atau tidak memiliki asuransi sering kali tidak memiliki dokter dan tidak mampu membayarnya tanpa asuransi.
Hambatan-hambatan ini hanya kian memperburuk respons pandemi. Pasalnya hanya mereka yang punya waktu dan uang yang dapat melawan virus tersebut dan mencari pengobatan, kata laporan itu, mengutip para ahli medis dan ahli etika.
Dari biaya dan ketersediaan tes COVID-19 hingga memiliki akses ke vaksin, kata mereka, pandemi kian memperparah kesenjangan antara warga yang mampu membeli alat untuk melawan penyakit dengan mereka yang tidak mampu.
“Melalui semua ini, kita melihat bahwa komunitas yang paling membutuhkan adalah yang memiliki akses terendah, dan itu tentu saja termasuk orang-orang berpenghasilan rendah dan komunitas kulit berwarna,” kata Dr. Taison Bell, direktur unit perawatan intensif (ICU) medis di University of Virginia Health, seraya menambahkan bahwa hal ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan bagi setiap orang “yang memperhatikan soal kesetaraan.” Selesai