PBB – Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Kamis (9/6) menyuarakan keprihatinan mendalam terkait keputusan pemerintah Inggris mengurangi pendanaannya kepada badan tersebut.
“Kami bergantung pada sumber daya ini untuk mempertahankan program kemanusiaan dan pengembangan kami bagi jutaan anak di seluruh dunia, membantu kami menjangkau mereka sebelum, selama dan setelah krisis,” kata UNICEF dalam pernyataannya.
“Setiap pemotongan pada dana vital ini akan memiliki konsekuensi serius bagi anak-anak yang paling rentan, terutama sekarang saat pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan global dalam jumlah mereka yang membutuhkan pendidikan esensial, perlindungan, layanan kesehatan dan air. Kami memperkirakan ada tambahan 150 juta anak yang hidup dalam kemiskinan multidimensi akibat pandemi.”
Terlalu dini untuk mengetahui dampak menyeluruh dari pemangkasan dana Inggris itu terhadap program-program UNICEF, tetapi indikasi awal menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan, kata badan itu.
Pemerintah Inggris mengumumkan pemangkasan 60 persen dalam pendanaan inti mereka untuk UNICEF. Selain itu, London juga telah mengumumkan penangguhan dan pengurangan kontribusi yang dialokasikan untuk program UNICEF di tingkat lokal, regional dan global.
“Pemerintah Inggris telah lama menjadi mitra utama dalam pekerjaan UNICEF untuk anak-anak di seluruh dunia. Sementara kami menyadari situasi keuangan yang menantang yang dihadapi pemerintah saat ini, kebutuhan anak-anak tidak pernah sebesar ini.
Kami terus bekerja sama dengan Pemerintah Inggris dalam agenda bersama kami untuk anak-anak di seluruh dunia dan percaya pemerintah akan memenuhi komitmennya untuk mengembalikan target pengeluaran bantuan 0,7 persen GNI (pendapatan nasional bruto) sesegera mungkin. Kepemimpinan Inggris di panggung internasional saat ini dibutuhkan lebih dari sebelumnya,” demikian bunyi pernyataan UNICEF. [Xinhua]