YERUSALEM – Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin Israel menemukan tulang dari jenis manusia purba yang tidak dikenal, seperti diungkapkan Universitas Tel Aviv (Tel Aviv University/TAU) pada Kamis (24/6).
Penemuan tulang berumur 130.000 tahun tersebut termasuk dalam penelitian yang dipimpin oleh TAU dan Universitas Ibrani Yerusalem (Hebrew University of Jerusalem), yang bekerja sama dengan rekan-rekan mereka dari Israel, Prancis, Spanyol, dan Jerman. Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Science.
Tulang-tulang tersebut, yang ditemukan di situs prasejarah Nesher-Ramla di Israel tengah, tidak seperti tulang manusia modern, menampilkan struktur tengkorak yang sangat berbeda, tanpa dagu, dan gigi yang sangat besar.
Namun, tulang tersebut memiliki kemiripan dengan spesies Neanderthal, terutama bagian gigi dan rahang, dan dengan Homo purba (periode Paleolitik Tengah, 500.000 hingga 30.000 tahun yang lalu), khususnya pada bagian tengkorak.
Para peneliti yakin bahwa jenis Homo Nesher-Ramla yang unik merupakan “sumber” populasi yang menyebabkan sebagian besar manusia dari Pleistosen Tengah berkembang.
Kemiripan spesies yang baru ditemukan itu dengan populasi pra-Neanderthal di Eropa, menantang hipotesis yang banyak dianut bahwa Neanderthal berasal dari Eropa.
Oleh karena itu, para peneliti menyatakan bahwa nenek moyang Neanderthal Eropa tinggal di Levant sejak 400.000 tahun lalu, dan berulang kali bermigrasi ke arah barat menuju Eropa dan ke arah timur menuju Asia.
Penemuan baru ini juga menunjukkan bahwa orang-orang Nesher-Ramla dan Homo sapiens yang tiba di kawasan tersebut sekitar 200.000 tahun yang lalu hidup berdampingan di Levant selama lebih dari 100.000 tahun. [Xinhua]