WARTABUANA – Mira Jooe, Dwi Wahyuni dan Ersiyanti , tiga designer muda dan berbakat Sparks Fashion Academy (SFA), hadir ajang pagelaran show terbesar di tanah air, Indonesia Fashion Week (IFW) 2024 di JCC – Jakarta Convention Center, Jum’at (29//3/2024). Mereka memamerkan karya orisinil menggunakan wastra nusantara.
Kali ini SFA mengangkat tema besar “Empowerment” yang menampilkan karya busana yang menceritakan kekuatan Kartini Modern di era saat ini, yakni bagaimana akar budaya Indonesia menjadi kekuatan modernisasi dan menjadi ciri keunikan yang dipresentasikan dalam peragaan koleksi busana yang dibalut dengan kombinasi warna yang klasik terinspirasi dari warna – warna warisan budaya Indonesia.
Permainan antara wastra Indonesia maupun histori budaya dari Sabang sampai Merauke, akan terwakilkan dengan tampilan siluet Contemporary Feminine yang dipadu padankan dengan apik untuk menghasilkan koleksi busana Ready – To – Wear kontemporer.
Floery D. Mustika, Founder dan CEO SFA menyatakan bahwa pada acara ini, siswa dipersiapkan tidak hanya memperkenalkan karya kreatif mereka, namun juga menjadi pembelajaran untuk melihat potensi peluang pengembangan brand, berinteraksi langsung dengan market hingga peningkatkan personal branding. Dan ini sejalan dengan program SFA yakni “Turning Fashion into Business’.
Mira Jooe dengan labelnya Mierto, Dwi Wahyuni dengan labelnya Fiorellya by Dwee, dan Ersiyanti dengan label Flamor Azalea. Karya ketiganya didominasi dengan permainan perkawinan wastra dan budaya Indonesia dengan warna yang classic radiant dan cutting busana yang modern di setiap koleksinya.
Mira Jooe, yang memiliki kecintaan pada batik menjadikan IFW sebagai launching brand terbarunya yakni Mierto. Dimana koleksinya akan menceritakan mengenai “Cavalier” perjuangan mengenai sosok wanita, yang memiliki area pertempurannya masing masing sejak dahulu hingga sekarang.
“Koleksi yang saya tampilkan menggunakan batik tulis dengan warna yang cerah dan dipadu padankan dengan cuttingan siluet semi blazer yang berkesan feminim dan memancarkan aura kepercayaan diri setiap wanita,” ujar Mira.
Sementara itu Dwi Wahyuni, semakin memantapkan namanya didalam koleksi Modest Fashion Wear yang modern, unik dan feminim. Dia mengangkat kisah mengenai Nyi Ageng Serang sebagai seorang komandan perang dan pasukannya menggunakan daun Lumbu sebagai kamuflase perang.
“Kali ini saya memadukan hijau daun dan coklat tanah yang menjadi simbol dari perang gerilya dan di padu dengan warna merah yang menjadi simbol keberanian. Selain menggunakan wastra tradisional dari derah kulon progo, karyanya juga di mixed dengan permainan teknik Camouflage pada aksen bordir yang amemberi kesan kesamaran yang mewah,” ungkap Dwi.
Ersi Hambali yang merupakan siswa dari Program Fast Track to Launch Your Fashion Brand, juga mengikuti jejak Mira dengan meluncurkan brandnya diajang ini, yakni Flamira Azalea. Dalam koleksi ini Ersi mengangkat inspirasi dari aneka motif kain tenun Flores sebagai landasan akan keberagaman budaya Indonesia.
“Pemilihan dari motif kain tenun Flores ini bertujuan untuk menceritakan pesan kecantikan dan kekuatan Perempuan Indonesia. Setiap busana akan memiliki kesan keanggunan dan keindahan yang didapatkan dari penggunaan kain brokat yang dikawinkan se-apik mungkin dengan busana yang biasa dipakai oleh wanita Indonesia,” papar Ersi.[]