Foto yang diabadikan pada 5 Maret 2023 ini menunjukkan penjara Abu Ghraib di Irak. (Xinhua/Wang Dongzhen)
Antara 70 persen hingga 90 persen warga Irak yang ditahan pascainvasi AS sebenarnya adalah korban salah tangkap.
NEW YORK CITY, 12 April (Xinhua) — Penyiksaan terhadap tahanan oleh tentara Amerika Serikat (AS) di penjara Abu Ghraib di Irak adalah salah satu warisan suram Perang Irak, seperti dilansir dari National Public Radio (NPR) pada Selasa (11/4).
“Sejumlah foto yang bocor pada April 2004, dan disiarkan dari ruang redaksi di seluruh dunia, memperlihatkan para pria ditelanjangi dan diikat seperti anjing atau dipaksa melakukan posisi seks atau melipat badan (contort), dengan pasukan AS berpose gembira di dekat mereka,” kata laporan itu.
Talib al-Majli (57), dua dekade setelah pembebasannya, masih mengingat dengan jelas penyiksaan tersebut yang menurutnya dilakukan oleh tentara AS selama 16 bulan dia ditahan di penjara terkenal itu. “Dia tidak pernah didakwa dengan dakwaan apa pun, salah satu dari ribuan orang yang ditangkap dalam penggerebekan rumah oleh pasukan AS setelah invasi pada 2003, kebanyakan dari mereka yang ditahan merupakan korban salah tangkap,” menurut laporan tersebut.
Sejumlah perwira intelijen militer dari pasukan koalisi pimpinan AS di Irak kemudian mengatakan kepada Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) bahwa antara 70 persen hingga 90 persen warga Irak yang ditahan pascainvasi AS sebenarnya adalah korban salah tangkap, lapor NPR, mengutip laporan rahasia ICRC yang bocor.
Di AS, 11 tentara akhirnya dihukum pada 2006 atas kejahatan di Abu Ghraib. Hampir 20 tahun berlalu, tak satu pun dari para pria yang muncul dalam foto-foto di penjara yang mengejutkan dunia itu diberi kompensasi oleh militer AS atas penganiayaan yang mereka alami di Abu Ghraib, menurut laporan tersebut. [Xinhua]