Seorang wanita berbelanja di sebuah toko swalayan di Brooklyn Borough di New York City, Amerika Serikat, pada 10 Juni 2022. (Xinhua/Michael Nagle)
Dari Mei 2021 hingga Mei 2022, upah riil yang disesuaikan dengan inflasi turun 3 persen, memperlebar kesenjangan antara pendapatan dengan biaya barang dan jasa, papar laporan tersebut.
LOS ANGELES, 16 Juni (Xinhua) — Sebuah survei baru menunjukkan bahwa 67 persen warga Amerika Serikat (AS) menggunakan tabungan mereka untuk menghadapi inflasi, seperti dilaporkan Forbes pada awal pekan ini.
Survei Forbes Advisor terhadap 2.000 orang dewasa AS, yang dilakukan secara daring pada 25-27 Mei oleh perusahaan riset pasar OnePoll, menunjukkan bahwa 8 persen responden telah sepenuhnya menguras tabungan mereka, sementara 23 persen telah menggunakan sejumlah besar uang yang mereka tabung.
Sementara itu, sekitar 36 persen responden mengatakan mereka menggunakan sedikit uang dari tabungan mereka, menurut Forbes.
Inflasi merugikan para pekerja, dengan upah yang tidak bisa mengimbangi kenaikan inflasi. Dari Mei 2021 hingga Mei 2022, upah riil yang disesuaikan dengan inflasi turun 3 persen, memperlebar kesenjangan antara pendapatan dengan biaya barang dan jasa, papar laporan tersebut.
Ditambah lagi adanya utang konsumen yang meningkat, yakni 266 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.741) lebih banyak hanya dari kuartal keempat 2021 hingga kuartal pertama 2022, sehingga tidak mengherankan jika tabungan turut menyusut, sebut laporan itu.
Masyarakat dari berbagai usia melaporkan bahwa mereka mengorbankan tabungan mereka akibat inflasi, namun responden yang lebih tua cenderung mempertahankan tabungannya bahkan di tengah harga yang lebih tinggi, ungkap laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa dua pertiga dari mereka yang berusia 77 tahun atau lebih mengatakan mereka belum menyentuh tabungan mereka, jumlah tertinggi dari kelompok mana pun. [Xinhua]