Sejumlah tenaga kesehatan berdiri di luar Pusat Rumah Sakit Brooklyn saat pandemi virus corona di kawasan Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 14 April 2020. (Xinhua/Michael Nagle)
NEW YORK CITY, 8 Oktober (Xinhua) — Lebih dari 30 tahun sejak pengesahan Undang-Undang (UU) Penyandang Disabilitas Amerika (Americans with Disabilities Act/ADA), sejumlah dokter bersikap bias terhadap penyandang disabilitas, dan bahkan secara aktif menghindari untuk menerima mereka sebagai pasien, demikian diungkapkan sebuah studi terbaru.
Dalam diskusi kelompok terfokus dengan sekitar 20 lebih dokter Amerika Serikat (AS), para peneliti menemukan bahwa banyak yang mengatakan mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk merawat pasien penyandang disabilitas. Bahkan akomodasi fisik dasar, seperti bangunan dan peralatan medis yang dapat diakses, menjadi masalah.
Meski beberapa dokter menuturkan mereka melakukan upaya terbaik yang mereka bisa, para dokter yang lain mengekspresikan sikap negatif, mengatakan pasien penyandang disabilitas “merasa spesial”, atau bahwa memberikan perawatan kepada mereka adalah beban, papar US News & World Report pada Selasa (4/10) dalam laporan penelitian tersebut.
Selain itu, mereka yang disurvei bersikeras bahwa ini masalah sistem, karena sekolah kedokteran dan pelatihan pascasarjana tidak mempersiapkan dokter untuk memenuhi kebutuhan pasien penyandang disabilitas.
Masalah besar lainnya adalah penggantian asuransi, yang tidak memperhitungkan janji temu lebih lama yang sering kali diperlukan bagi pasien dengan kebutuhan yang lebih kompleks, sebut temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Health Affairs edisi Oktober tersebut. [Xinhua]