SHANGHAI, Shanghai menggelar tes antigen di seantero kota pada Minggu (3/4) dan akan melakukan tes asam nukleat pada Senin (4/4) di tengah upaya untuk membendung lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di kota metropolitan tersebut, demikian menurut pihak berwenang setempat.
Langkah-langkah ini ditujukan untuk sepenuhnya menghilangkan potensi risiko, memutus rantai penularan, membatasi penyebaran virus, serta mencapai nol COVID yang dinamis sesegera mungkin, tutur Wu Qianyu, seorang pejabat di Komisi Kesehatan Kota Shanghai, dalam sebuah konferensi pers pada Minggu.
Shanghai melaporkan 438 kasus terkonfirmasi penularan lokal COVID-19 dan 7.788 kasus pembawa (carrier) asimtomatik atau tanpa gejala pada Sabtu (2/4).
Zhang Hongying, warga Distrik Jing’an, menerima pesan darurat di WeChat yang dikirim oleh kantor subdistriknya pada Minggu sekitar pukul 14.00 waktu setempat, yang mengharuskan warga di lingkungan permukiman tersebut untuk menjalani tes antigen.
“Mereka meminta kami untuk meletakkan kantong kertas atau keranjang di luar pintu, dan para sukarelawan akan membagikan alat tes antigen mandiri ke setiap rumah. Kami juga perlu memasang catatan di pintu yang menunjukkan semua nama penghuni rumah,” kata Zhang.
Dia mengatakan bahwa alat tes antigen mandiri itu dikirim ke rumahnya pada pukul 15.00 waktu setempat dan kelima anggota keluarga melakukan tes hanya dalam beberapa menit.
“Hasil tes semuanya negatif. Kami mengunggah foto (hasil tes) ke kantor subdistrik,” kata Zhang.
Para tenaga kesehatan (nakes) yang datang dari sejumlah provinsi tetangga seperti Zhejiang, Jiangsu, dan Anhui telah tiba di Shanghai untuk membantu memerangi epidemi, menurut Komisi Kesehatan Kota Shanghai.
Pada Minggu sekitar pukul 09.30 waktu setempat, batchpertama sembilan pasien COVID-19 dipulangkan dari rumah sakit darurat Shanghai World Expo Exhibition and Convention Center, setelah hasil tes asam nukleat mereka negatif.
Lebih dari 200 pasien berusia 11 tahun hingga 80 tahun ke atas diizinkan pulang dari rumah sakit darurat tersebut pada Minggu.
Dibuka pada 25 Maret, rumah sakit darurat itu telah menerima dan merawat lebih dari 7.100 pasien tanpa gejala dan pasien dengan gejala ringan. Sekitar 910 nakes bekerja di rumah sakit tersebut untuk memberikan dukungan medis.
Sejumlah fasilitas darurat lainnya di Shanghai juga melaporkan kasus kesembuhan dan memulangkan pasien sejak Minggu.
Yang Jiapei (27), seorang mahasiswa S3 di Shanghai Jiao Tong University diizinkan pulang dari rumah sakit darurat pada Minggu sore. Namun, dia harus menjalani karantina selama tujuh hari ke depan di hotel yang ditunjuk sebelum kembali ke kampus.
“Saya hanya mengalami batuk ringan, dan gejalanya bahkan lebih ringan dari pilek biasa,” tutur Yang, yang diklasifikasikan sebagai carriertanpa gejala dan mulai menerima perawatan pada 15 Maret.
“Saya cemas ketika mengetahui bahwa saya terinfeksi virus. Namun, setelah menjalani seluruh proses pengobatan, saya ingin mengatakan bahwa rasanya tidak terlalu buruk. Anda hanya perlu tetap ceria dan menerima perawatan, dan Anda akan segera pulih kembali,” ujar Yang. [Xinhua]