FUZHOU – Sesi ke-44 Komite Warisan Dunia UNESCO telah mengadopsi Deklarasi Fuzhou, menyerukan kerja sama internasional yang lebih erat dalam kerangka multilateralisme.
UNESCO menyampaikan pengumuman tersebut melalui konferensi pers video pada Minggu (18/7).
Deklarasi Fuzhou menegaskan kembali pentingnya perlindungan terhadap warisan dunia dan kerja sama internasional, serta kebutuhan untuk bekerja dan bertindak bersama demi mengatasi perubahan iklim, kata Tian Xuejun, Ketua sesi ke-44 Komite Warisan Dunia.
Deklarasi tersebut menyerukan kerja sama internasional yang lebih erat dalam kerangka multilateralisme dan meningkatkan dukungan bagi negara-negara berkembang, terutama di Afrika dan juga negara-negara berkembang pulau kecil, kata Tian, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan China dan Direktur Komisi Nasional China untuk UNESCO.
Deklarasi tersebut juga menyerukan penguatan pendidikan warisan dunia, berbagi pengetahuan dan penerapan teknologi baru.
Deklarasi tersebut menyatakan bahwa warisan global telah memberikan kontribusi positif terhadap promosi pertukaran dan pembelajaran bersama di antara peradaban, serta perdamaian dunia dan pembangunan berkelanjutan, papar Tian.
Sesi ke-44 Komite Warisan Dunia dimulai pada Jumat (16/7) di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, China timur, untuk meninjau objek-objek warisan dunia secara daring untuk pertama kalinya.
Sesi yang sedianya dijadwalkan pada 2020 namun ditunda akibat COVID-19 itu, diperpanjang hingga berakhir pada 31 Juli guna membahas agenda 2020 dan 2021.
Sesi itu akan meninjau sejumlah kandidat untuk dapat dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk Quanzhou, kota pesisir di Provinsi Fujian dan pusat perdagangan maritim global pada zaman China kuno.
Komite itu juga akan mengkaji status konservasi situs-situs yang telah dimasukkan ke dalam daftar tersebut. [Xinhua]