Para pelaut Angkatan Laut Amerika Serikat meninggalkan venue setelah penutupan acara untuk memperingati Hari Pahlawan (Memorial Day) di Intrepid Sea, Air and Space Museum di New York, Amerika Serikat, pada 30 Mei 2022. (Xinhua/Liu Yanan)
Pihak Angkatan Laut Amerika Serikat mengakui bahwa fasilitas penyimpanan bahan bakar di dekat pangkalan, yang disebut Red Hill, mengalami dua insiden kebocoran pada 2021, masing-masing pada Mei dan November, yang menumpahkan lebih dari 30.000 galon bahan bakar.
NEW YORK CITY, 21 Oktober (Xinhua) — Jamie Simic mengatakan bahwa dia, suaminya Brian, dan ketiga anaknya tinggal di Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam di Oahu, Hawaii, tahun lalu ketika seluruh keluarga mulai menderita sakit parah, seperti dilaporkan ABC News pada Rabu (19/10).
“Saya merasa lesu, kami mengalami ruam, dan kemudian sakit perut. Saya mendengar banyak keluhan serupa,” katanya.
Pada musim panas ini, empat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan serupa berkumpul untuk mengajukan gugatan, yang menuduh bahwa penyakit mereka disebabkan oleh kebocoran besar bahan bakar jet yang meracuni pasokan air pangkalan tersebut, menurut laporan itu.
Gugatan itu menuduh pihak Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) “menyimpan rahasia beracun” dan menutupi insiden kontaminasi. Para keluarga itu mengklaim mereka terus mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan kebocoran tersebut.
Pihak AL mengakui bahwa fasilitas penyimpanan bahan bakar di dekat pangkalan tersebut, yang disebut Red Hill, mengalami dua kebocoran pada 2021, masing-masing pada Mei dan November, yang menumpahkan lebih dari 30.000 galon (sekitar 113.500 liter) bahan bakar. Fasilitas tersebut berada sekitar 30 meter di atas pasokan air.
Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan 10 hari setelah insiden kebocoran tersebut, merekomendasikan agar warga tidak menggunakan air dari sistem air pangkalan angkatan laut. [Xinhua]