SEOUL – Satu dari empat remaja Korea Selatan (Korsel) menderita depresi akibat tekanan akademik dan penampilan, seperti ditunjukkan data dari kantor statistik negara itu pada Selasa (25/5).
Menurut Statistics Korea, 25,2 persen siswa SMP dan SMA berusia 13-18 tahun pada 2020 mengalami depresi, di mana mereka tidak dapat melanjutkan kehidupan sehari-hari setidaknya selama dua pekan.
Persentase siswa perempuan tercatat lebih tinggi, yakni sebesar 30,7 persen, dibandingkan dengan siswa laki-laki sebesar 20,1 persen.
Kekhawatiran terbesar di antara 46,5 persen remaja adalah prestasi sekolah, diikuti oleh 12,5 persen pada ketidakpuasan penampilan, 12,2 persen pada pekerjaan masa depan, serta 6,6 persen pada masalah kesehatan fisik dan mental.
Sekitar 36 persen dari mereka berkonsultasi dengan teman mengenai masalah mereka, sedangkan 32,5 persen lainnya berkonsultasi dengan orang tua.
Rata-rata waktu tidur harian bagi remaja dalam sepekan adalah sekitar delapan jam. Sementara, waktu yang dihabiskan untuk latihan fisik hanya dua jam dalam rata-rata penghitungan harian.
Sekitar 37 persen siswa berusia 10-18 tahun menghabiskan rata-rata tiga jam untuk pelajaran tambahan dalam sehari, di luar kelas sekolah reguler.
Tahun lalu, persentase siswa SMP yang belajar setidaknya empat jam sehari adalah 21,8 persen dari total itu, sementara untuk siswa SMA adalah 20,7 persen. [Xinhua]