NANJING, Dengan mengalirnya besi cair dari peleburan No. 1 di pabrik besi nikel yang berlokasi di Kawasan Industri Delong di Kabupaten Morowali baru-baru ini, satu lagi proyek utama dari pembangunan bersama oleh China dan Indonesia, yaitu proyek nikel Judun, resmi mulai beroperasi. Proyek tersebut merupakan keberhasilan lain yang dicapai kawasan industri Delong di tengah perjuangan melawan wabah COVID-19 setelah rampungnya proyek pembangkit listrik dan produksi baja.
Judun Nickel Indonesia, yang secara keseluruhan diinvestasi oleh Jiangsu Delong Nickel Co., Ltd. dari China, adalah proyek utama dari Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan Proyek Strategis Nasional Indonesia, serta merupakan proyek fase ketiga di kawasan industri Delong yang berlokasi di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Proyek tersebut direncanakan akan membangun lini produksi besi nikel dengan output tahunan 1,8 juta ton dan dilengkapi serangkaian sarana pendukung, termasuk pembangkit listrik dan pelabuhan, mempekerjakan puluhan ribu pekerja lokal di kawasan industri ini sekaligus memberikan banyak pendapatan pajak.
Menurut Manajer Umum Kawasan Industri Delong Zhou Yuan, proyek tersebut menggunakan teknik produksi besi nikel mutakhir saat ini, memiliki keunggulan dalam hal penghematan energi, penghematan biaya produksi, dan efisiensi produksi.
Seperti pepatah China yang berbunyi “Ketangguhan pohon pinus terlihat pada musim dingin, persahabatan sejati dapat bertahan pada masa sukar”, ketika pandemi merebak, perusahaan China dan Indonesia berkomitmen dalam menjalankan janji mereka mendorong pembangunan proyek-proyeknya dan membuahkan hasil signifikan dalam kerangka Sabuk dan Jalur Sutra. Sejak mulai pembangunan pada 2019, perusahaan kedua negara telah mengatasi sejumlah masalah yang diakibatkan pandemi, seperti terlambatnya pengangkutan sarana proyek, kekurangan staf dan pekerja, serta jadwal proyek yang relatif ketat, bahkan bekerja lembur agar pembangunan tetap berjalan sesuai rencana.
Kawasan Industri Delong merupakan kawasan industri besi nikel dan baja nirkarat luar negeri pertama yang dibangun oleh China Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd. dan China First Heavy Industry Group. Pada fase pertama, proyek produksi besi nikel dengan rencana output tahunan 600 ribu ton dan kucuran investasi mencapai 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.387) dibangun. Sementara itu, pada fase kedua akan menggandeng perusahaan China Xiamen Xiangyu dengan investasi 2 miliar dolar AS untuk membangun proyek smelter besi nikel dan baja nirkarat terpadu, dan rencana output tahunan mencapai 3 juta ton. Kedua proyek tersebut telah dicantumkan dalam daftar proyek utama Sabuk dan Jalur Sutra China-Indonesia dan Proyek Strategis Nasional Indonesia.
Kelancaran proyek nikel Judun itu akan memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia yang sedang dilanda pandemi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak signifikan bagi perekonomian dan penghidupan warga Indonesia, dan Indonesia menantikan untuk meningkatkan lebih lanjut kerja sama dengan China di berbagai bidang demi mendorong pemulihan ekonominya, imbuh sang menko dalam wawancara eksklusif dengan wartawan Xinhua beberapa waktu lalu. [Xinhua]