PBB – Presiden Sidang ke-75 Majelis Umum PBB (UNGA) Volkan Bozkir pada Selasa (8/6) mengatakan bahwa AIDS merupakan sebuah epidemi ketidaksetaraan.
“Bila disederhanakan, AIDS merupakan epidemi ketidaksetaraan. Jika ingin memberantas AIDS pada 2030, kita harus mengakhiri ketidaksetaraan,” tuturnya dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi tentang HIV/AIDS.
“Jika kita ingin mewujudkan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, semua negara anggota harus kembali berkomitmen untuk mengakhiri epidemi AIDS pada 2030. Memberantas AIDS merupakan prasyarat dan hasil dari implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Mulai dari memberantas kemiskinan, memastikan kesehatan dan kesejahteraan semua orang, hingga kesetaraan gender,” paparnya.
Tahun lalu, separuh dari jumlah orang yang baru tertular HIV di seluruh dunia adalah wanita dan anak perempuan. Enam dari setiap tujuh infeksi baru HIV di kalangan generasi muda, yang berusia antara 15-19 tahun di Afrika Sub-Sahara, adalah anak perempuan. Perempuan usia muda berpeluang dua kali lebih besar untuk tertular HIV dibandingkan kelompok laki-laki usia muda. Ini tidak dapat diterima, kata Bozkir.
Semua anak perempuan dan semua wanita harus bebas untuk menggunakan hak asasi manusia mereka yang fundamental, membuat keputusan sendiri, hidup bebas dari ketakutan akan kekerasan berbasis gender, serta diperlakukan secara bermartabat dan terhormat. Semua anak perempuan harus mendapatkan akses setara terhadap pendidikan yang berkualitas. Ini merupakan fondasi bagi masyarakat di mana kaum wanita merasa aman untuk berada di posisi yang layak di tempat kerja, kehidupan publik, kancah politik, maupun dalam pembuatan keputusan, urainya.
“Kita harus mengambil langkah mendesak guna memastikan akses pengobatan yang setara jika ingin mencegah 12 juta orang, yang kini hidup dengan HIV, mengalami kondisi sekarat akibat AIDS. Kita harus mengakhiri stigma dan diskriminasi, sekali dan selamanya. Jika kita ingin memberantas AIDS pada 2030, kita harus bertindak hari ini,” ujar Bozkir. [Xinhua]