CANBERRA – Populasi Australia akan menjadi lebih tua dan lebih kecil akibat pandemi virus corona, menurut sebuah laporan.
Pemerintah federal pada Senin (28/6) merilis edisi kelima Intergenerational Report (IGR), laporan lima tahunan yang menyajikan prospek ekonomi selama 40 tahun ke depan.
Laporan itu mengungkap bahwa tingkat kesuburan di Australia diperkirakan akan turun ke angka 1,62 bayi per wanita pada 2031 dan akan tetap berada di angka itu hingga 2061. Angka tersebut turun dari prediksi dalam IGR edisi 2015, yang memprediksi bahwa total tingkat kesuburan akan mencapai 1,90 bayi per wanita.
Diungkapkan pula bahwa angka harapan hidup di Australia akan naik dari 80,9 tahun untuk pria dan 85 tahun untuk wanita pada 2018 menjadi 86,8 tahun untuk pria dan 89,3 tahun untuk wanita pada 2061.
Menurut laporan itu, populasi Australia pada 2060 akan berjumlah 38,8 juta. Sebagai pembanding, IGR edisi sebelumnya memperkirakan populasi sebanyak 40 juta pada 2054.
“Sebagai dampak dari COVID-19, ini adalah edisi pertama IGR dengan skala populasi yang direvisi turun,” kata Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg.
“Ini berarti perekonomian akan menjadi lebih kecil dan populasi Australia akan menjadi lebih tua dari yang seharusnya,” ujarnya.
Laporan itu menyebutkan bahwa pada periode 2060-2061, 23 persen dari populasi negara tersebut diprediksi akan berusia di atas 65 tahun, naik 7 poin persentase dari periode 2020-2021. Rasio penduduk usia kerja dibanding warga berusia di atas 65 tahun diprediksi akan turun dari 4,0 menjadi 2,7 selama 40 tahun ke depan.
Selain itu, pengeluaran untuk pelayanan bagi warga lanjut usia (lansia) diproyeksikan akan meningkat secara signifikan meski dari basis perbandingan yang jauh lebih kecil, yaitu dari 1,2 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021-2022 menjadi 2,1 persen PDB pada 2060-2061.
Setelah pengeluaran yang mencatat rekor akibat pandemi, utang bersih pemerintah diperkirakan akan mencapai puncaknya di angka 40,9 persen dari PDB pada periode 2024-2025 sebelum turun ke 28,2 persen PDB pada 2044-2045, lalu kembali naik ke 34,4 persen pada 2060.
Menanggapi laporan tersebut, Jim Chambers, juru bicara keuangan Partai Buruh sebagai pihak oposisi, menuding pemerintah telah melakukan “kesalahan dalam pengelolaan ekonomi.”
“(Laporan) IGR ini menunjukkan delapan tahun kesalahan dalam mengurus perekonomian oleh (pemerintahan) Koalisi yang telah lama membayangi,” ujarnya.
“Ekonomi yang skalanya lebih kecil dan lebih lambat, utang dan gaji stagnan selama puluhan tahun dalam IGR pastinya bukan hasil yang (layak) didapatkan warga Australia setelah semua pengorbanan yang telah mereka lakukan selama pandemi ini.” [Xinhua]