NANNING, Yenny Nathalia Petrus Tjen, seorang pebisnis asal Indonesia, tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat mengenangkan waktu dia memperkenalkan produk kopi Indonesia kepada para pengunjung dan pebisnis dari China dengan antusias dalam acara China-ASEAN Expo ke-20 serta KTT Bisnis dan Investasi China-ASEAN yang digelar pada 16-19 September di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi.
“Ada banyak pengunjung dan pembeli, dan sejumlah perusahaan datang kepada kami untuk membicarakan pesanan dan agen, yang memberi bukti kepada saya betapa kuat ketahanan ekonomi China serta memperkuat tekad saya untuk menjelajahi pasar China lebih jauh,” katanya. Yenny berpartisipasi dalam pameran tersebut sebanyak empat kali secara langsung.
Pada pameran tahun ini, Indonesia merestorasi paviliun usai epidemi. Tema “Kota Pesona” dipilih oleh Provinsi Kalimantan Tengah untuk menampilkan pemandangan provinsi itu, pembangunan ekonomi Indonesia, dan prospek pengembangan industri utama. Tahun ini menandai tahun pertama upaya China-Indonesia membangun komunitas dengan masa depan bersama, dan juga menandai peringatan ke-10 dari kemitraan strategis komprehensif kedua negara tersebut.
Area ekshibisi China-ASEAN Expo tahun ini seluas 102.000 meter persegi, dan total 1.953 perusahaan dari 46 negara berpartisipasi dalam pameran itu, meningkat 18,2 persen dibandingkan dengan sesi sebelumnya, termasuk 738 peserta pameran asing (termasuk 644 dari ASEAN). Lebih dari 60 peserta pameran asal Indonesia menggunakan hampir 110 stan standar untuk memamerkan mebel jati, makanan dan minuman, kerajinan tangan, aksesori rumah, dan berbagai produk khas Indonesia lainnya.
Di Paviliun Indonesia, alunan musik Nusantara bergema di telinga, sementara para pengunjung melihat-lihat dan membeli berbagai produk di stan yang menjual aneka mebel kayu, kerajinan tangan, sarang burung walet, kopi dan komoditas lainnya.
Sebagai produk khas Indonesia, Kopi Luwak memiliki banyak konsumen setia di China. Menurut Yenny, produk kopi perusahaan itu telah masuk ke China selama bertahun-tahun dan memiliki agen di Guangzhou. Seiring meningkatnya konsumsi kopi oleh kaum muda urban di China, volume penjualan berbagai produk kopi perusahaan itu di pasar China pun terus melonjak, memberikan dorongan yang lebih besar bagi perkembangan perusahaan.
“Mengikuti pameran ini dapat mempromosikan merek kami dengan lebih baik dan membantu memperluas pasar kami di China dan Asia Tenggara, yang nantinya kami akan sering berpartisipasi dalam ajang ini,” tambahnya.
Tahun ini, pertama kalinya William Winata (dari Indonesia) berpartisipasi dalam pameran tersebut. Dia membawa buah vanili mentah, minyak atsiri vanili, bubuk vanili dan berbagai produk lainnya, yang berhasil memikat banyak pembeli China. Setelah melihat banyak temannya yang berpartisipasi dalam ajang tersebut dan mendapatkan pesanan, dia pun tertarik untuk turut berpartisipasi. Tahun ini, dia sengaja mendaftarkan diri lebih awal.
Menurutnya, seiring berkembangnya penggunaan vanili sebagai bahan baku makanan dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi masyarakat terhadap kue vanila, es krim vanila dan jenis olahan vanila lainnya pun ikut meningkat. Besarnya pasar konsumen China membuat masuknya produk ke pasar tersebut menghadirkan peluang besar bagi perusahaan. Sesuai harapannya, selama pameran itu, dirinya banyak menerima permintaan untuk pengadaan barang dan konsultasi agen. Langkah selanjutnya, dia akan melakukan berbagai pembahasan mengenai hal-hal terkait.
Wang Anshi, seorang pembeli dari Provinsi Hunan, yang sangat tertarik dengan buah vanili mentah, berhenti di stan William cukup lama. Setelah berkonsultasi dan mendapat pemahaman, mereka saling tukar nomor kontaknya.“Makanan dan bahan mentah Indonesia sangat bagus, standarnya ketat, kami berpartisipasi dalam Expo ini, berharap dapat menemukan lebih banyak peluang bisnis untuk barang-barang Indonesia.” kata Wang.
Selama 20 tahun terakhir, ribuan perusahaan Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam pameran tersebut. Biji kakao Indonesia yang melimpah, barang-barang rumah tangga dan kerajinan tangan berkualitas tinggi, sarang burung walet, kopi, mebel jati, dan sebagainya, digemari oleh konsumen China sejak debut produk-produk tersebut di pameran itu.
Berbagai produk kerajinan tangan Indonesia banyak terjual di pameran itu berkat keunikan dan keindahannya yang menarik minat banyak pengunjung untuk membeli.
Kliko Teguh Budi Mulyono, pebisnis asal Indonesia, berpartisipasi dalam pameran itu untuk pertama kalinya dengan membawa berbagai produk khas Indonesia seperti ornamen buatan tangan, tas, dan kerajinan kayu. Produk-produk tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah, yang terjual dengan baik selama pameran itu dan menerima niat pembelian jangka panjang dari para pembeli China.
Kliko mengatakan bahwa dengan berkembangnya China-ASEAN Expo dalam beberapa tahun terakhir, konsumen China dapat menikmati akses terhadap semakin banyak produk Indonesia. Dia berpendapat bahwa ukuran pasar China yang sangat besar, dan hubungan China-Indonesia yang terjalin sangat baik, akan memberikan lebih banyak kesempatan kepada para pebisnis Indonesia untuk membuka pasar.
China-ASEAN Expo ke-20 sudah menghasilkan penandatanganan 470 proyek kerja sama investasi senilai 487,3 miliar yuan (1 yuan = Rp2.107), meningkat 18 persen dari edisi sebelumnya, termasuk proyek integrasi hutan pulp dan kertas dengan hasil tahunan 3 juta ton yang diinvestasikan oleh Jinguang Paper (China) Investment Co., Ltd. dan proyek taman industri bahan baru berbasis silikon dengan kemurnian tinggi yang diinvestasikan oleh China Construction Group dengan investasi senilai 10,6 miliar yuan. Brunei menandatangani niat pembelian lebih dari 2 miliar dolar AS untuk 30 pesawat berukuran besar buatan China, yang menjadi pesanan perdagangan terbesar dalam sejarah East Expo.
Sejak kali pertama diadakan 20 tahun yang lalu, pameran tersebut telah menjadi platform penting bagi perusahaan China dan ASEAN untuk mencari peluang pengembangan dan kerja sama terbuka, mempromosikan integrasi ekonomi regional, dan dengan giat mendorong keterbukaan berstandar tinggi.
Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan dalam acara tersebut bahwa China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, dan ada potensi perdagangan yang besar antara China dan ASEAN. Ma’ruf mengharapkan China-ASEAN Expo akan terus memberikan lebih banyak kesempatan untuk mempromosikan interaksi bisnis, sehingga memperkuat kemitraan strategis komprehensif antara ASEAN dan China serta Indonesia dan China. [Xinhua]