Foto dari udara ini memperlihatkan orang-orang berjalan melintasi jalanan yang tergenang banjir di Kota Baidoa, Negara Bagian Barat Daya, Somalia, pada 6 November 2023. (Xinhua/Hassan Abdi)
Badan kemanusiaan PBB pada Senin (29/1) mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan dana senilai 1,6 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan 5,2 juta orang di Somalia pada 2024, atau turun hampir 40 persen dibandingkan 2023.
MOGADISHU, 30 Januari (Xinhua) — Badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (30/1) mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan dana senilai 1,6 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.796) untuk memenuhi kebutuhan 5,2 juta orang di Somalia pada 2024, atau turun hampir 40 persen dibandingkan 2023.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Somalia menurun menjadi 6,9 juta orang pada 2024 dari 8,25 juta orang pada 2023.
“Kebutuhan kemanusiaan akan tetap tinggi di Somalia pada 2024 karena berbagai guncangan yang berulang, termasuk peristiwa iklim seperti kekeringan dan banjir, konflik dan situasi tidak aman, meluasnya kemiskinan, dan merebaknya penyakit,” kata OCHA dalam laporan bulanannya yang dirilis di Mogadishu, ibu kota Somalia.
OCHA mengatakan bahwa berbagai guncangan ini akan terus mendorong kebutuhan kemanusiaan di samping sejumlah faktor yang mendasarinya seperti kemiskinan multidimensi dengan 55 persen populasi negara tersebut hidup di bawah garis kemiskinan nasional, kurangnya diversifikasi mata pencaharian dan kurang meratanya pertumbuhan ekonomi, perpecahan politik dan marginalisasi, serta lemahnya penyediaan layanan dasar.
OCHA mengatakan bahwa respons terpadu akan diprioritaskan di 10 distrik terdampak banjir akibat musim hujan Deyr pada 2023, yang secara signifikan memperparah kebutuhan yang sudah sangat mendesak sebelumnya di berbagai sektor, sehingga menyebabkan kenaikan jumlah orang yang memerlukan bantuan.
“Para mitra berencana meningkatkan kolaborasi dengan mitra pembangunan dan mitra pembiayaan internasional untuk mendukung kemajuan dan peningkatan dalam tiga bidang, yakni solusi tahan lama, pengurangan risiko bencana yang terkait dengan pengelolaan air, dan kerangka kerja perlindungan sosial,” katanya.
Seorang ayah dan anak-anaknya terlihat di luar sebuah kamp untuk pengungsi internal di Baidoa, Negara Bagian Barat Daya, Somalia, pada 17 November 2023. (Xinhua/Abdi)
Badan tersebut mengatakan bahwa fenomena El Nino, yang menyebabkan hujan lebat dan banjir antara Oktober hingga Desember 2023, diperkirakan akan terus berlanjut, yang kemungkinan besar akan menyebabkan hujan di atas tingkat musim hujan Gu normal pada Maret dan awal April. Proyeksi dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB Pengelolaan Informasi Air dan Lahan Somalia mengindikasikan adanya risiko banjir bandang dan luapan sungai.
Hujan tersebut diperkirakan akan berakhir dengan periode Mei dan Juni yang lebih kering, sehingga menimbulkan risiko di sektor mata pencaharian agro-pastoral, imbuh organisasi itu.
“Proyeksi hujan di atas tingkat normal, kekerasan antar klan, dan ketidakamanan kemungkinan akan menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih parah dibandingkan dengan proyeksi risiko yang dibuat pada awal 2023, termasuk arus masuk pengungsi yang signifikan ke daerah perkotaan dan pinggiran kota,” ujar laporan tersebut.
Hal ini, menurut badan PBB tersebut, akan memberikan tekanan pada layanan yang sudah ada dan meningkatkan kebutuhan akan makanan, air, sanitasi, kesehatan, pendidikan, perlindungan, dan bantuan mata pencaharian, terutama di permukiman yang menampung para pengungsi. [Xinhua]