Foto dari udara yang diabadikan pada 20 Mei 2022 ini memperlihatkan sejumlah kawah bom sisa pengeboman pesawat tempur Amerika Serikat (AS) di Phonsavan, Provinsi Xiengkhuang, Laos. Menurut sebuah lembaga pemantau, AS menjatuhkan 413.130 ton bom tandan (cluster munition) ke Vietnam dalam kurun antara 1965 hingga 1973. Bersamaan dengan Perang Vietnam, AS juga menjatuhkan sekitar 260 juta bom tandan ke Laos, negara tetangga Vietnam, hingga menjadikan Laos sebagai “negara yang paling banyak dibom sepanjang sejarah”. (Xinhua/Kaikeo Saiyasane)
Hingga saat ini, Laos masih menjadi negara yang paling banyak dibom dalam sejarah dunia.
NEW YORK CITY, 12 Juli (Xinhua) — Kepada Ukraina, Amerika Serikat (AS) berjanji akan memasok bom tandan (cluster bomb), yang pernah menewaskan banyak warga sipil di Laos, sebut sebuah artikel yang diterbitkan oleh National Public Radio (NPR) pada Selasa (11/7).
Dalam kurun antara 1964 hingga 1973, AS melakukan 580.000 pengeboman terhadap Laos, dan pesawat-pesawat AS menjatuhkan 2.093.100 ton artileri ke negara yang dikelilingi daratan itu, kata artikel tersebut, mengutip data dari Departemen Pertahanan AS.
Selama periode itu, tentara bayaran CIA dan pilot-pilot Angkatan Udara AS menjatuhkan bom tandan ke Laos. Sekitar 200.000 warga sipil dan tentara, atau sepersepuluh dari populasi Laos, tewas, dan 50.000 warga sipil menjadi korban bom tandan, ungkap artikel tersebut.
Foto yang diabadikan pada 8 November 2010 ini menunjukkan kegiatan pemusnahan amunisi yang masih aktif (unexploded ordnance/UXO) yang digelar di Provinsi Xiengkhuang, Laos. (Xinhua/Kaikeo Saiyasane)
“Yang membuat bom tandan di Laos sangat berbahaya adalah bahwa sejumlah besar bom yang awalnya tidak meledak tetap mematikan selama beberapa dekade setelahnya,” lanjut laporan itu.
“Karena bom-bom kecil itu dirancang untuk meledak sesaat sebelum menghantam tanah, tekanan atau gerakan yang sangat kecil dapat meledakkan bom yang belum meledak secara seketika. Menurut perkiraan, sebanyak 80 juta atau lebih dari 30 persen dari bom tandan yang dijatuhkan gagal meledak,” urai artikel itu.
Hingga saat ini, Laos masih menjadi negara yang paling banyak dibom dalam sejarah dunia, menurut artikel tersebut.
Kurang dari 1 persen dari bom yang dorman telah dimusnahkan sejak perang berakhir di Laos, dan sekitar 20.000 warga sipil tewas terbunuh dalam periode yang sama. Seiring jumlah bom dorman yang berangsur-angsur menurun, ribuan orang terus terbunuh, lumpuh, dan cacat, dengan setengah dari total korban tersebut adalah anak-anak, imbuh artikel. [Xinhua]