Pengunjung membeli durian Malaysia dalam ajang China-ASEAN Expo ke-21 di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 28 September 2024. Beragam produk dari negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), seperti durian, kue, dan kayu sonokeling (rosewood), serta produk-produk dari negara lain, termasuk sosis Rusia dan boneka dari bulu alpaka Peru, sangat diminati para pengunjung China-ASEAN Expo ke-21 di Nanning. (Xinhua/Zhou Hua)
oleh penulis Xinhua Zhang Zhuowen
NANNING, 30 September (Xinhua) — Ketika saya memasuki venue China-ASEAN Expo (CAExpo) yang luas di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, saya dikejutkan oleh suasana yang ramai dan pertukaran yang dinamis di berbagai bidang antara kedua belah pihak.
Mengenakan sepatu kets (sneaker) yang nyaman, saya menjelajahi CAExpo ke-21 yang digelar dari 24 hingga 28 September di area seluas kurang lebih 200.000 meter persegi. Acara tersebut diikuti oleh lebih dari 3.000 perusahaan dari dalam maupun luar China.
Indra penciuman saya menangkap berbagai macam aroma. Rangkaian produk pameran yang menarik, seperti durian, kopi, dan minyak esensial, mencuri perhatian saya.
Saya menjejalkan diri ke dalam kerumunan orang di depan sebuah stan pameran di paviliun Malaysia, mengulurkan tangan untuk mengambil sampel berbagai hidangan durian, mulai dari es krim yang lembut hingga piza yang baru saja dikeluarkan dari pemanggang.
Selagi menikmati cita rasa piza yang khas, saya berbincang singkat dengan Chay Hong Choong, seorang peserta pameran asal Malaysia yang baru pertama kali mengikuti CAExpo. Dia bertanya apakah produknya akan diterima dengan baik di pasar China. Saya dapat merasakan keinginannya yang tulus untuk mengetahui perspektif saya sebagai konsumen China, serta ambisinya ketika dia menyebutkan bahwa perusahaannya telah membuka sebuah restoran bertema durian di China tahun ini.
Chay Hong Choong tidak perlu khawatir restorannya akan terabaikan, karena dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, selera masyarakat China terhadap buah yang beraroma tajam itu terus meningkat.
Data bea cukai menunjukkan bahwa China mengimpor sekitar 1,43 juta ton durian segar pada 2023, meningkat lebih dari 70 persen secara tahunan (year on year/yoy). China telah memberikan lampu hijau untuk impor durian segar dari Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia ke pasarnya yang luas.
Ketika mengunjungi paviliun Vietnam, saya bertemu dengan Chen Yingxiu (73), seorang pengunjung asal China yang menanyakan harga sepasang sandal. Sebagai pengunjung setia CAExpo selama lima tahun terakhir, dia sangat mengenal barang-barang rumah tangga yang dipamerkan.
Namun, Chen Yingxiu mungkin tidak begitu familier dengan area pameran baru tahun ini yang didedikasikan untuk industri-industri strategis yang sedang berkembang pesat (emerging). Area pameran baru ini menampilkan tren-tren terkini dalam bidang teknologi digital, energi baru, dan kendaraan terhubung cerdas.
Pengunjung mengamati sebuah robot anjing dalam ajang China-ASEAN Expo ke-21 di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 27 September 2024. Berbagai produk dan teknologi ekonomi hijau, seperti energi hijau, kendaraan energi baru, dan produk pertanian hijau, menarik perhatian masyarakat dalam ajang China-ASEAN Expo yang sedang berlangsung di Nanning. (Xinhua/Zhou Hua)
Di area ini, saya melihat banyak elemen teknologi tinggi, antara lain sebuah robot elegan yang membacakan puisi China kuno sembari berinteraksi dengan terampil dengan para penonton, sebuah robot anjing berkaki empat yang dirancang untuk berpatroli di lingkungan yang berbahaya, dan sebuah pesawat berawak berbentuk piring.
Makin banyak zona pameran yang menampilkan teknologi digital, produk teknologi tinggi negara-negara ASEAN, pertukaran budaya China-ASEAN, produk ramah lingkungan dan rendah karbon, serta perusahaan-perusahaan inovatif, didirikan untuk pertama kalinya pada gelaran tahun ini.
Wang Longlin, seorang staf dari sebuah perusahaan investasi ekonomi ketinggian rendah bernama Beitou, mengatakan kepada saya bahwa pesawat berawak berbentuk piring tersebut dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal di atas air.
“Pesawat ini dapat menjadi alat transportasi umum untuk transportasi ketinggian rendah di masa depan,” ujar Wang, seraya menambahkan bahwa produk mereka dapat beradaptasi dengan berbagai medan yang rumit, seperti pulau-pulau, daerah pegunungan, dan hutan. Perusahaannya pun tengah berekspansi ke pasar ASEAN.
Sebuah pesawat berawak dipamerkan dalam ajang China-ASEAN Expo ke-21 di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 26 September 2024. Sejumlah teknologi dan aplikasi baru, seperti robot cerdas, kendaraan nirawak, dan aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), semakin populer dalam ajang China-ASEAN Expo yang sedang berlangsung di Nanning. (Xinhua/Huang Xiaobang)
Di depan sejumlah model kereta, saya bertemu dengan Bunjong Polkhun dari Banphai Industrial and Community Education College di Thailand. Bunjong mengatakan kepada saya bahwa sejak 2012, mahasiswa mereka datang ke China untuk mendapatkan keterampilan kejuruan di bidang transportasi. Para mahasiswa ingin meningkatkan konektivitas antara China dan negara-negara ASEAN setelah lulus.
Setelah menghadiri CAExpo ke-21, saya sangat terkesan dengan energi dinamis yang mengalir antara China dan negara-negara ASEAN. Kerja sama ekonomi yang dinamis dan pertukaran budaya terlihat jelas di mana-mana.
Sungguh menginspirasi untuk menyaksikan bagaimana China dan negara-negara ASEAN membina kolaborasi, berbagi ide, dan membangun kemitraan yang langgeng. Pameran tersebut tidak hanya memamerkan beragam produk, tetapi juga menyoroti hubungan mendalam yang terus berkembang, yang mencerminkan komitmen bersama untuk pertumbuhan dan kemakmuran timbal balik. [Xinhua]