MALE – Presiden Maladewa Ibrahim Solih mengatakan bahwa negaranya akan membuka kembali perbatasan bagi pelancong dari negara-negara Asia Selatan, tergantung pada penilaian situasi COVID-19 di setiap negara pada 15 Juli, demikian dilaporkan media lokal pada Rabu (30/6).
Dalam sebuah pernyataan publik pada Selasa (29/6), Solih menuturkan bahwa tujuan utama pemerintahannya adalah untuk memulai kembali perekonomian negara tersebut di tengah perpanjangan pembatasan karantina wilayah (lockdown) yang diperlukan akibat gelombang ketiga infeksi COVID-19 yang mencapai puncaknya pada Mei lalu.
Solih menyebutkan jam malam yang saat ini berlaku akan dikurangi menjadi pukul 20.00 hingga 04.00 mulai 1 Juli. Seluruh kategori bisnis, termasuk restoran, pusat kebugaran, dan salon, akan diizinkan untuk melanjutkan operasi selama periode non-jam malam, ujarnya.
Kewajiban bagi penduduk untuk membawa kartu pas khusus saat bepergian selama periode non-jam malam akan dicabut. Masjid akan diizinkan untuk melanjutkan pelayanan ibadah di bawah pedoman jaga jarak sosial. Sementara itu, individu yang telah tertular dan sembuh dari COVID-19 akan diizinkan melakukan perjalanan antarpulau tanpa perlu menjalani karantina wajib. [Xinhua]