Secara khusus, tunawisma yang sakit mental bertebaran di jalan-jalan San Francisco, Los Angeles, New York, Austin, dan lainnya.
NEW YORK CITY, Keluar dari pandemi COVID-19, Amerika Serikat (AS) dipenuhi dengan orang-orang yang menderita berbagai gangguan mental, dan “penyakit mental merupakan pandemi berikutnya di AS,” demikian dilaporkan The Wall Street Journal pada Rabu (18/5).
Sebuah realitas pasca-COVID-19 yang muncul adalah bahwa “krisis yang perlahan-lahan berkembang dari penyakit mental yang tidak dirawat dengan baik, kecemasan, depresi, dan bunuh diri memuncak tepat ketika pandemi berakhir,” kata laporan itu, seraya menyebutkan bahwa bunuh diri, yang sudah menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di kalangan warga berusia 15 hingga 34 tahun sebelum pandemi, telah meningkat.
Pada Oktober, Akademi Pediatri Amerika (American Academy of Pediatrics) dan badan lainnya memperingatkan “tingkat tantangan kesehatan mental yang melonjak” di kalangan generasi muda, dan peringatan serupa juga disampaikan oleh ahli bedah umum AS.
Secara khusus, tunawisma yang sakit mental bertebaran di jalan-jalan San Francisco, Los Angeles, New York, Austin, dan lainnya. Wali Kota New York City Eric Adams telah membongkar kamp tenda tunawisma, namun “dia melakukan hal yang sia-sia. Mereka tidak punya tempat untuk dituju,” ungkap laporan tersebut.
“Dengan lonjakan gangguan mental di seluruh masyarakat selama pandemi, AS telah sampai pada momen untuk memperhitungkan kegagalan kebijakan yang telah berjalan seperti hidran terbuka sejak gerakan deinstitusionalisasi tahun 1970-an mengosongkan rumah-rumah sakit jiwa,” tambah laporan itu.
Selesai