WARTABUANA – “Kunci keberhasilan ekonomi Fuzhou adalah keterbukaannya terhadap dunia.” “Fuzhou harus membuka pintunya lebih lebar bagi dunia agar dapat bergerak maju dengan cepat.”
Menyusul penyusunan cetak biru besar berdasarkan Rencana Strategis “3820” yang divisualisasikan oleh Sekretaris Jenderal Xi Jinping pada awal 1990-an, Fuzhou secara aktif telah diintegrasikan ke dalam pembangunan “Sabuk dan Jalur Sutra”, memperkuat pertukaran dan kerja sama regional, serta mempercepat pembangunan kota internasional modern dalam beberapa tahun terakhir ini.
Fuzhou, kampung halaman dari banyak warga China di perantauan, menawarkan keunggulan tersendiri dalam hal keterbukaan, dan merupakan tuan rumah proyek “Dua Negara, Taman Kembar” China-Indonesia.
Dikenal sebagai kampung halaman bagi 4,3 juta lebih warga negara China yang tinggal di luar negeri, Fuzhou menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia. Saat ini, terdapat lebih dari 600.000 warga Indonesia yang berasal Fuzhou, termasuk banyak pengusaha ternama dunia dan pemimpin China di luar negeri. Lokasi proyek “Dua Negara, Taman Kembar” di Fuzhou merupakan langkah strategis untuk mengimplementasikan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra antara pemimpin China dan Indonesia. Ini juga merupakan platform penting untuk meningkatkan keterbukaan Fuzhou kepada dunia, dan berkontribusi bagi pengembangan Fuzhou maritim dan kota internasional modern.
Dari desain tingkat tinggi hingga kemajuan proyek, “Dua Negara, Taman Kembar” China-Indonesia berakselerasi.
Sejak 2021, Presiden Xi Jinping melakukan perbincangan via telepon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo sebanyak tiga kali, dan dalam setiap kesempatan itu keduanya membahas pembangunan proyek “Dua Negara, Taman Kembar”. Pada Juli 2022, pernyataan pers gabungan terkait pertemuan bilateral antara kedua kepala negara itu pun dirilis, mencapai konsensus penting dalam menciptakan proyek unggulan baru, yaitu “Dua Negara, Taman Kembar”.
Berkat promosi tingkat tinggi dan minat dari banyak pihak, proyek ini menciptakan sejumlah terobosan, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (China’s National Development and Reform Commission/NDRC), mencantumkannya sebagai platform utama untuk pembangunan Kawasan Inti Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, sementara Kementerian Perdagangan China menyertakannya dalam Rencana Pengembangan Perdagangan Periode Lima Tahun ke-14 dan Rencana Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Berkualitas Tinggi.
Saat ini, 36 proyek beroperasi di kawasan China, termasuk Pusat Perikanan Laut Indonesia, sebuah proyek percontohan dengan total investasi 5 miliar yuan (1 yuan = Rp2.153). Sepuluh basis penangkapan ikan rencananya juga akan dibangun. Basis pertama yang berlokasi di Kota Tuban, Provinsi Jawa Timur, kini sudah beroperasi, dengan kapasitas produksi tahunan 500.000 ton.
Platform baru, jembatan baru: China-Indonesia City akan memiliki enam area fungsional.
China-Indonesia City, proyek inti dari inisiatif “Dua Negara, Taman Kembar”, baru-baru ini dimasukkan ke dalam agenda. Menurut rencana, kota tersebut akan memiliki dua lingkaran layanan inti, satu untuk urusan pemerintahan dan satunya lagi untuk kebudayaan, dengan penekanan pada tiga poros kontruksi pengembangan bisnis, ekologi tepi laut, serta ilmu pengetahuan, pendidikan, dan budaya.
Kota ini juga akan memiliki enam area dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu urusan pemerintahan, pertukaran budaya, layanan bisnis dan pendidikan, konsentrasi industri, dan integrasi kota-industri. Setelah rampung dan mulai beroperasi, kota ini diharapkan dapat menjadi platform baru dan jembatan bagi kerja sama antara China dan Indonesia, serta sebagai kawasan perintis kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
Fuzhou, Kota yang Diberkati
Terletak di pesisir tenggara China, Fuzhou adalah ibu kota Provinsi Fujian dan merupakan asal mula Jalur Sutra Maritim. Saat ini Fuzhou mengelola enam distrik, satu kota setingkat wilayah, dan enam wilayah.
Fuzhou meliputi area seluas 12.000 kilometer persegi, termasuk kawasan perkotaan yang direncanakan seluas 4.792 kilometer persegi dan lahan terbangun (built-up area) seluas 354 kilometer persegi. Penduduk tetapnya berjumlah 8,42 juta jiwa. Kota ini memiliki tujuh ciri khas sebagai berikut:
1). Kota yang diberkati. Keunggulan Fuzhou yang paling signifikan adalah bahwa Sekretaris Jenderal Xi Jinping pernah tinggal dan bekerja di sana selama 13 tahun dan membimbing seluruh pekerjaan kota selama enam tahun penuh.
Selama enam tahun itu, Xi menyusun cetak biru untuk kemajuan politik, ekonomi, dan sosial Fuzhou yang mencakup empat strategi utama: pertama, mengembangkan Kawasan Ekonomi Delta Sungai Minjiang; kedua, merumuskan Rencana Strategis “Visi 3820” untuk Fuzhou pada 1992 tentang strategi pertama; ketiga, membangun Fuzhou Maritim untuk mengimplementasikan Rencana Strategis “Visi 3820”; dan keempat, setelah 1995, Xi juga mengusulkan pembentukan kota internasional modern dalam 20 hingga 30 tahun ke depan untuk mengimplementasikan tujuan dan tugas Rencana Strategis “Visi 3820” yang ditetapkan untuk periode tiga tahun, delapan tahun, dan 20 tahun.
Dipandu oleh strategi berwawasan jauh ke depan dengan langkah-langkah kerja yang terperinci, Fuzhou berkembang dan menyaksikan pertumbuhan serta kemajuan luar biasa selama tiga dekade terakhir. “Fuzhou adalah kota yang diberkati, dan penduduk Fuzhou adalah orang-orang yang diberkati,” kata Sekretaris Jenderal Xi Jinping dengan penuh harapan. Selama kunjungan inspeksinya ke Fuzhou pada Maret 2021, Xi kembali mengungkapkan bahwa dia “menghabiskan tahun-tahun terbaik dalam hidup saya di sini.”
2). Kota dengan letak geografis yang unik. Fuzhou terletak di antara Delta Sungai Yangtze dan Delta Sungai Mutiara, menghadap Taiwan di seberang Selat dan berbatasan dengan Hong Kong dan Makau, serta memiliki ikatan yang erat dengan kawasan Asia Tenggara. Fuzhou terhubung dengan berbagai destinasi di lima benua melalui laut atau udara, dan memiliki lima jalur kereta cepat serta 11 jalan bebas hambatan, menjadikannya pusat transportasi penting di sepanjang pesisir tenggara China.
3). Kota pesisir. Ini merupakan salah satu penentuan posisi yang direncanakan oleh Sekretaris Jenderal Xi Jinping untuk Fuzhou. Memiliki hampir sepertiga dari total garis pantai provinsi, Fuzhou menawarkan sumber daya laut yang melimpah dan kondisi pelabuhan yang sangat baik.
4). Kota lanskap dengan pegunungan dan perairan. Ini merupakan cetak biru penentuan posisi lainnya untuk Fuzhou oleh Sekretaris Jenderal Xi Jinping. Fuzhou adalah kota yang sangat indah yang kaya akan sumber daya pegunungan, sungai, dan mata air panas. Fuzhou adalah salah satu kota terhijau di China dengan kualitas udara terbaik. Sungai Min, Aliran Dazhang, dan Sungai Ao adalah tiga sumber air yang sangat baik untuk kota ini, yang merupakan satu-satunya di China. Fuzhou juga memiliki reputasi “ibu kota sumber air panas China” berkat berbagai situs sumber air panas di kota itu.
5). Kota sejarah dan budaya. Fuzhou memiliki sejarah lebih dari 2.200 tahun. Poros tengah melintasi kota dari utara ke selatan, dan konteks budaya tradisional tak pernah terinterupsi. Oleh karenanya, Fuzhou terkenal sebagai kota sejarah dan budaya di China, serta gerbang penting bagi Jalur Sutra Maritim.
6). Kota dengan kekuatan ekonomi yang stabil. Produk Domestik Bruto (PDB) Fuzhou menembus satu triliun yuan, yang mendukung kota terbesar di Provinsi Fujian itu. Fuzhou membina klaster industri senilai 500 miliar yuan, yaitu tekstil dan serat kimia, industri ringan dan makanan, mesin dan manufaktur, bahan metalurgi dan konstruksi, serta informasi elektronik. Fuzhou mengakomodasi sepertiga dari total perusahaan industri senilai 10 miliar yuan di Provinsi Fujian.
7). Kota dengan kebijakan preferensial. Pemerintah pusat China memberikan beberapa zona kebijakan preferensial kepada Fuzhou untuk pengembangannya, termasuk Kawasan Baru Fuzhou, Kawasan Inti Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, Zona Perdagangan Bebas Percontohan (Fujian) China, Kawasan Fuzhou, Zona Percontohan Peradaban Ekologi Nasional, Zona Demonstrasi Inovasi Mandiri Nasional, dan Zona Demonstrasi Ekonomi Kelautan.[]