Pelajar mengamati buah kakao di Kebun Raya Tropis Xinglong di Kota Wanning, Provinsi Hainan, China selatan, pada 22 September 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)
BEIJING, 30 September (Xinhua) — Sebuah pertunjukan teknologi tinggi baru-baru ini diadakan di taman bermain sebuah sekolah dasar di salah satu wilayah kecil di China. Para pelajar yang duduk melingkar terkagum-kagum saat melihat sebuah robot anjing melakukan gerakan jungkir balik dan menari dengan leluasa. Robot tersebut bahkan membungkuk dan berjabat tangan dengan penontonnya.
“Saya sempat menyentuh robot anjing itu, dan robot itu sangat menarik. Saya akan bekerja keras dan belajar lebih banyak mengenai robot ini,” kata Mou Yuejia, seorang siswa di sekolah dasar yang terletak di wilayah Tonghai, Provinsi Yunnan, China barat daya, tersebut.
Pertunjukan ini merupakan bagian dari kegiatan yang diadakan untuk memopulerkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut juga menampilkan pameran tentang perlindungan ekologis, inovasi iptek, dan beberapa instrumen yang mendemonstrasikan cara menghasilkan listrik dari tenaga angin.
“Ke depannya, kami akan menjalin hubungan yang lebih erat dengan sekolah-sekolah dan mempresentasikan hasil-hasil pengembangan iptek terbaru kepada para pelajarguna menginspirasi minat mereka dan membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang sains,” ujar Ding Chao, ketua asosiasi iptek wilayah Tonghai, yang menjadi penyelenggara acara tersebut.
Sejak pertengahan September, gelombang popularitas sains menyebar luas di China, dengan sekitar 200.000 kegiatan yang bervariasi telah diselenggarakan dengan tema meningkatkan literasi ilmiah di kalangan masyarakat dan berkontribusi dalam membangun negara yang terdepan di bidang iptek.
Di luar kegiatan popularisasi sains ini, sekolah-sekolah di China juga menyelenggarakan kegiatan secara mandiri. Pada semester musim gugur ini, banyak sekolah sudah melakukan penyesuaian pada mata pelajaran sains mereka agar selaras dengan perkembangan teknologi terbaru. Sekolah-sekolah juga menjajaki cara-cara baru untuk membuat pelajaran sains menjadi lebih menarik.
Sembari menuangkan air, minyak, dan tablet effervescentke dalam sebuah cangkir, Feng Jiaqi, seorang siswa di sebuah sekolah dasar di Kota Zhengzhou, dengan cekatan melakukan eksperimen ilmiah untuk menyimulasikan letusan gunung berapi. “Karena massa jenis air lebih besar dibandingkan massa jenis minyak, maka air dan minyak akan terpisah, dengan minyak berada di atas air,” jelas Feng.
Sekolah yang terletak di ibu kota Provinsi Henan, China tengah, ini menambahkan mata pelajaran praktikum sains serta mengadakan lebih banyak kelas sains untuk siswa kelas satu dan kelas dua pada semester ini.
Di Provinsi Fujian, China timur, lebih dari 300 laboratorium berbasis universitas dan museum iptek terlibat dalam penyesuaian pelajaran sains di luar sekolah bagi siswa sekolah dasar dan menengah. Mereka menyesuaikan prosedur pelajaran sains bersama para guru.
“Pasti akan ada berbagai macam pertanyaan dalam proses eksplorasi sains, dan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut para siswa dapat memperoleh pengalaman nyata dalam praktik ilmiah,” ujar Cai Minggang, seorang profesor di Universitas Xiamen.
Pada Desember 2023, Fujian mengemukakan 20 langkah untuk meningkatkan pendidikan sains, termasuk memperdalam reformasi kurikulum dan pengajaran, meningkatkan sumber daya pendidikan, dan memanfaatkan situs-situs publik yang cocok untuk memopulerkan sains.
Secara khusus, langkah ini menuntut pembukaan berbagai situs, seperti museum iptek, observatorium, dan aula memorial tokoh-tokoh ilmuwan, bagi siswa sekolah dasar dan menengah tanpa memungut biaya masuk. Beberapa lembaga penelitian bahkan telah dibuka untuk umum untuk pertama kalinya, yang meliputi sektor sains, pertanian, dan lingkungan.
Upaya-upaya lokal tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari seperangkat pedoman untuk memperkuat pendidikan sains bagi siswa sekolah dasar dan menengah yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan China dan 17 otoritas lainnya pada Mei lalu.
Dokumen tersebut mendesak upaya mobilisasi berbagai kekuatan sosial, seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, istana anak-anak, museum, dan perpustakaan, untuk membuka venue, basis, taman, atau bahkan lini produksi mereka bagi para siswa guna membantu mendukung pendidikan praktik ilmiah.
Statistik terbaru menunjukkan bahwa terdapat 1.683 museum iptek dan museum terkait di seluruh China, dengan 1.090 di antaranya telah dibuka untuk umum secara gratis.
Pengetahuan ilmiah masyarakat hingga batas tertentu turut menentukan perkembangan negara dalam sektor iptek. China bertekad untuk menjadi pemimpin global dalam bidang iptek per 2035. Dengan menjadikan pendidikan dan teknologi sebagai landasan modernisasi China, negara ini berkomitmen terhadap strategi untuk memajukan China melalui sains dan pendidikan.
“Kekuatan-kekuatan sosial memiliki sumber daya yang kaya untuk pendidikan sains dan telah memperluas batas-batas pendidikan,” kata Huang Xiao, dekan di Fakultas Kependidikan di Zhejiang Normal University. Dia juga menyerukan upaya yang lebih besar untuk membangun konsensus, melaksanakan pekerjaan yang maksimal dalam desain tingkat tinggi, dan mengoptimalkan tata letak sumber daya guna lebih meningkatkan pendidikan sains. [Xinhua]