CHANGSHA, Setiap musim dingin, Cao Jianjun menunggu “teman-temannya” di sebuah taman lahan basah nasional di Provinsi Hunan, China tengah.
Pada 2013, Cao mengabadikan foto bebek merganser China, spesies burung yang terancam punah di bawah perlindungan negara kelas satu, untuk pertama kalinya di wilayah Shuangpai provinsi Hunan. Sejak saat itu, lensa kameranya mengabadikan lebih dan lebih banyak lagi foto dari burung nan cantik tersebut.
“Saya tidak tahu tentang burung itu ketika saya pertama kali mengabadikan fotonya, namun saya menyadari bahwa mereka berbeda dari burung-burung lain yang biasa saya lihat,” kata fotografer berusia 61 tahun itu. “Jadi saya cukup senang ketika para ahli mengatakan kepada saya bahwa burung-burung itu adalah salah satu spesies tertua di dunia.”
Bebek merganser China, yang dijuluki “panda raksasa dalam spesies burung” atau “kertas uji ekologi” dari lingkungan air, memiliki standar yang tinggi terhadap habitat dan lingkungan airnya.
Selama delapan tahun terakhir, Cao mengabadikan lebih dari 60.000 gambar bebek merganser China di daerah tersebut, yang menjadi habitat utama bagi burung merganser dan burung migran lainnya.
“Cao kerap kali berjongkok seorang diri di tepi sungai sepanjang hari dengan makanan dan tenda untuk mengambil gambar yang sempurna,” kata Jiang Yanbin, anggota staf taman lahan basah itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut melakukan banyak upaya untuk mengatasi sejumlah masalah ekologi. Dengan lingkungan yang membaik, wilayah ini tidak hanya menjadi habitat bagi burung-burung yang bermigrasi tetapi juga menjadi tujuan wisata yang menarik yang menampilkan kegiatan mengamati burung dan rekreasi.
China terus menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk burung yang bermigrasi. Jaring dan alat penangkap ikan lainnya merupakan ancaman besar bagi burung-burung di sepanjang Sungai Yangtze, namun ancaman itu menghilang seiring negara tersebut meluncurkan larangan penangkapan ikan selama 10 tahun penuh di perairan utama Sungai Yangtze sejak awal 2021.
Selain fotografi, Cao juga menjadi sukarelawan untuk berpatroli di habitat tersebut dengan tujuan untuk melindungi burung-burung tersebut.
“Lebih banyak sukarelawan, termasuk penduduk desa dan pensiunan guru, bergabung dengan kami untuk menjaga satwa itu,” kata Cao. “Melindungi habitat mereka juga berarti melindungi rumah kita.” Selesai