Kepolisian Swedia mengatakan bahwa 10 persen dari staf mereka absen pada Rabu, dan rencana cadangan sedang disiapkan. Sekolah dan perusahaan transportasi juga mengalami kekurangan staf yang parah, dan kondisi ini bahkan terjadi sebelum gelombang Omicron mencapai puncaknya, menurut Badan Kesehatan Masyarakat Swedia.
STOCKHOLM, Swedia akan memperlonggar aturan karantina demi mencegah lumpuhnya layanan-layanan penting setelah varian Omicron menyebar di negara tersebut, yang menyebabkan kekurangan staf.
“Kini kita melihat dampak yang sangat besar pada masyarakat akibat COVID-19,” tutur Sara Byfors dari Badan Kesehatan Masyarakat Swedia dalam konferensi pers pada Kamis (20/1).
Beberapa sektor harus berjuang keras mengatasi kekurangan staf belakangan ini, karena banyak pegawai absen lantaran terinfeksi COVID-19 atau harus menjalani karantina selama tujuh hari karena orang lain yang serumah dengannya tertular virus corona.
Kepolisian Swedia mengatakan bahwa 10 persen dari staf mereka absen pada Rabu (19/1), dan rencana cadangan sedang disiapkan. Sekolah dan perusahaan transportasi juga mengalami kekurangan staf yang parah, dan kondisi ini bahkan terjadi sebelum gelombang Omicron mencapai puncaknya, menurut pihak Badan Kesehatan Masyarakat Swedia.
Berdasarkan aturan yang baru diperlonggar ini, masa karantina diperpendek dari tujuh menjadi lima hari, tanpa ada gejala dalam dua hari terakhir, ungkap badan kesehatan tersebut dalam konferensi pers gabungan bersama Badan Kontingensi Sipil Swedia serta Dewan Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional Swedia.
Selain itu, mereka yang telah mendapatkan tiga dosis vaksin, yang hingga Kamis tercatat di angka 39,6 persen dari populasi berusia 18 tahun ke atas, atau sudah sembuh dari COVID-19 dalam tiga bulan terakhir, dikecualikan dari aturan karantina jika salah seorang yang serumah dengannya terinfeksi.
Orang-orang yang fungsi pekerjaannya esensial, yang ditentukan oleh Badan Kontingensi Sipil Swedia, juga dikecualikan, bahkan jika mereka belum mendapatkan suntikan dosis penguat (booster). Namun demikian, tempat kerja mereka harus menerapkan langkah-langkah pencegahan guna meminimalkan risiko penularan.
Pihak otoritas juga mendesak warga yang dikecualikan agar menahan diri dari segala bentuk kontak fisik di luar rumah maupun tempat kerja.
Kapasitas pengujian mencapai limitnya gara-gara pertambahan masif jumlah individu yang melaporkan gajala. Selama pekan kedua tahun ini, 520.000 tes telah dilaksanakan. Oleh karena itu, otoritas memutuskan mengubah prioritas untuk pengujian COVID-19. Individu-individu yang bisa bekerja dari rumah menduduki prioritas terendah, sedangkan siswa sekolah dasar dan menengah menjadi prioritas utama.
Menurut statistik terbaru yang dirilis oleh Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, negara itu melaporkan sekitar 41.000 kasus baru COVID-19 pada Kamis, sehingga jumlah kasus nasional di negara itu menjadi lebih dari 1,74 juta. [Xinhua]