Lebih dari setengah responden dari jajak pendapat Gallup terbaru mengatakan mereka merasa pandemi COVID-19 semakin parah.
NEW YORK CITY, Kekhawatiran warga Amerika Serikat (AS) tentang COVID-19 meningkat ketika jumlah kasus meroket pada Januari, mendorong sebagian besar dari mereka menghindari kerumunan besar bahkan pada saat tingkat vaksin dan penggunaan masker sebagian besar masih stagnan, ungkap hasil jajak pendapat terbaru oleh Gallup, perusahaan analitis dan konsultan global, yang dirilis pada Kamis (20/1) pagi waktu setempat.
Jajak pendapat terhadap 1.569 warga dewasa AS itu, yang dilakukan secara daring pada 3 hingga 14 Januari, menemukan peningkatan tajam dalam persentase warga Amerika yang mengatakan pandemi “semakin memburuk,” dibandingkan dengan data pada musim gugur 2021. “Kekhawatiran melonjak … dan saat ini menjadi yang tertinggi sejak musim dingin lalu,” kata ringkasan jajak pendapat.
Optimisme warga Amerika meningkat ketika vaksin mulai diluncurkan dan ketika jumlah kasus mengalami penurunan pascalonjakan varian Delta. Namun, meskipun kenaikan pada musim dingin dalam jumlah kasus varian Omicron berbarengan dengan kabar baik tentang tingkat keparahan penyakit tersebut, lebih dari setengah responden mengatakan mereka merasa bahwa pandemi semakin memburuk,” menurut laporan USA Today tentang jajak pendapat itu.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2022/01/view-zrF6iR.jpeg)
INFEKSI SEBELUMNYA
Mampu bertahan dari infeksi sebelumnya memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan vaksinasi COVID-19 selama gelombang varian Delta, kata otoritas kesehatan federal, mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin dan sembuh dari infeksi virus memberikan pertahanan yang signifikan, menurut The Wall Street Journal.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS pada Rabu (19/1) mengatakan bahwa data dari 1,1 juta kasus COVID-19 di California dan New York tahun lalu menunjukkan orang yang tidak divaksinasi dan sebelumnya tidak pernah tertular COVID-19 menghadapi risiko yang jauh lebih besar dibandingkan dua kelompok orang lainnya.
“Sebelum varian Delta, vaksinasi COVID-19 menghasilkan perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi berikutnya dibandingkan mampu bertahan dari infeksi sebelumnya,” kata ahli epidemiologi CDC Benjamin Silk. “Namun, ketika Delta menjadi dominan di negara ini, bertahan dari infeksi sebelumnya saat ini memberikan perlindungan yang lebih besar.”
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2022/01/view-L8bUXx.jpeg)
EFEK JANGKA PANJANG
Meskipun sejumlah laporan terbaru menunjukkan bahwa varian Omicron dapat menyebabkan tingkat sakit awal yang lebih ringan dibandingkan varian-varian lainnya, gejala dasar infeksi Omicron mirip dengan infeksi varian lain, menunjukkan bahwa efek jangka panjang juga bisa serupa, demikian laporan The New York Times pada Rabu.
Tingkat sakit awal yang lebih ringan tidak selalu berarti bahwa Omicron cenderung tidak menyebabkan sakit berkepanjangan pasca-COVID-19 atau “long COVID-19”, kata para ahli. Sejumlah studi dari gelombang pandemi sebelumnya menunjukkan bahwa banyak orang yang memiliki reaksi awal ringan atau tanpa gejala terhadap infeksi virus corona justru mengalami “long COVID-19”.
Vaksin terutama dapat mencegah orang mengalami sakit parah atau meninggal akibat infeksi virus corona. “Tetapi vaksin belum efektif dalam mencegah infeksi Omicron, dan infeksi terobosan dengan varian baru ini jauh lebih umum,” kata laporan itu. [Xinhua]