BANGKOK – Thailand pada Kamis (13/5) melaporkan jumlah kasus baru harian COVID-19 tertinggi, setelah munculnya klaster-klaster penjara baru, mempersulit upaya Negeri Gajah Putih dalam memerangi wabah virus corona yang terburuk sejauh ini.
Sebanyak 4.887 infeksi baru tercatat dalam 24 jam terakhir, angka yang “luar biasa tinggi,” kata pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand Pensom Lertsithichai pada taklimat harian Pusat Administrasi Situasi COVID-19 (Center for the COVID-19 Situation Administration/CCSA) negara itu.
Rekor lonjakan infeksi baru itu termasuk 2.835 kasus yang ditemukan di dua penjara di Bangkok, 2.036 penularan domestik di luar lingkungan penjara, dan 16 kasus impor, ujar Pensom.
Situasi COVID-19 yang memburuk telah membebani sentimen investor, dengan indeks saham acuan (benchmark) Thailand turun 1,51 persen dan ditutup pada 1.548,13 poin pada Kamis.
Kasus-kasus baru itu menambah total infeksi di negara tersebut menjadi 93.794, lebih dari tiga kali lipat dari angka pada awal April, ketika gelombang ketiga wabah itu mulai menyebar dari Bangkok.
Tambahan 32 kematian dilaporkan pada Kamis yang sama, menjadikan jumlah kematian akibat COVID-19 berjumlah 518, menurut CCSA.
Sebanyak 32.661 pasien masih dirawat di rumah sakit, dengan 1.209 di antaranya berada dalam kondisi kritis, kata Pensom.
Gejolak lonjakan virus corona di negara Asia Tenggara itu mendorong pemerintah untuk memperketat langkah-langkah pembatasan, serta berpotensi menangguhkan rencana untuk menyambut kembali turis asing dan meningkatkan perjalanan domestik guna mendukung sektor pariwisata, penghasil pendapatan utama negara tersebut.
Pemerintah Thailand juga mempercepat peluncuran vaksinasi, yang dianggap bank sentral negara itu sebagai “isu paling penting bagi perekonomian Thailand saat ini.”
Hingga Rabu (12/5), negara tersebut telah menyuntikkan 2,04 juta dosis vaksin COVID-19. Hampir 1 persen dari populasi telah menerima dua dosis, sementara lebih dari 2 persen populasi telah menerima dosis pertama, tambah Pensom.
Thailand menargetkan akan menginokulasi 70 persen dari hampir 70 juta populasinya hingga akhir tahun ini.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Bangkok. (XHTV)