CANBERRA – Jumlah mahasiswa internasional yang mendaftar di perguruan tinggi Australia berkurang hampir separuhnya sejak awal pandemi COVID-19.
Menurut data yang dirilis pemerintah Australia pada Kamis (6/5), jumlah pelajar internasional yang mendaftar di perguruan tinggi negara itu turun 43.000 orang dalam 12 bulan terakhir.
Hingga Februari lalu, 30.768 pelajar internasional telah memulai tahun ajaran baru. Angka ini turun 36,5 persen dari 48.429 mahasiswa yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu, dan turun 46,9 persen dari 57.913 mahasiswa baru pada Februari 2019.
Ada 12.454 mahasiswa baru dari China, turun 21,9 persen dari angka tahun 2020, dan 46,3 persen dari 23.174 mahasiswa baru yang tercatat pada 2019 sebelum pandemi merebak.
Perguruan-perguruan tinggi di Australia telah berulang kali memperingatkan soal keputusan negara itu untuk tetap menutup perbatasan internasionalnya untuk hampir sepanjang tahun 2021. Imbasnya, mereka berisiko kehilangan mahasiswa internasional yang beralih ke universitas-universitas di Inggris dan Kanada.
Pelajar internasional masih dapat mendaftar di universitas Australia dan belajar secara daring sampai mereka dapat memasuki negara itu. Namun, hasil jajak pendapat yang diterbitkan agensi perekrutan pelajar IDP Education pada akhir April lalu menunjukkan hanya 7 persen pelajar yang berencana menempuh pendidikan di Australia yang bersedia melakukannya secara murni daring.
Laporan itu dirilis beberapa hari setelah Alan Tudge, menteri pendidikan Australia, mengatakan pemerintah akan mengambil pendekatan “sangat hati-hati” untuk mengizinkan kembali pelajar internasional memasuki negara itu secara massal.
“Kami baru menerima surat itu tadi malam, dan tentu saja kami akan meninjaunya dengan cermat dan mendengarkan beberapa saran,” kata Tudge saat menanggapi pengajuan rencana Negara Bagian Victoria untuk menerbangkan pelajar internasional ke wilayahnya mulai 24 Mei.
“Namun, saya ingin sampaikan bahwa dengan COVID-19 yang melanda seluruh dunia saat ini, kita harus sangat berhati-hati dalam menyetujui rencana karantina baru bagi siapa pun selain warga Australia yang pulang ke tanah air.” [Xinhua]