KATALISASI PEMBANGUNAN PEDESAAN
Jalan baru ini menempatkan pembangunan Xiazhuang di jalur cepat. Jalan tersebut menyediakan cara yang aman dan nyaman bagi warga untuk menjual hasil pertanian dan mencari pekerjaan di kota-kota besar. Namun, yang sesungguhnya mengantarkan pembangunan ini adalah kebijakan pengentasan kemiskinan China.
Sebelum kebijakan tersebut diberlakukan pada 2015, kehidupan di Xiazhuang telah banyak berubah, namun masih terdapat banyak hambatan untuk maju.
“Setelah jalan itu selesai dibangun, unggas Xiazhuang dapat dijual dengan harga yang menguntungkan, setara dengan desa-desa lain. Sebelumnya, sulit bagi kami untuk mengirim ternak kami keluar, jadi kami hanya bisa menjual daging asap dengan harga yang lebih rendah,” kata Mao.
Sekitar tahun 2010, berkat peningkatan ekonomi, penduduk desa mulai membangun rumah-rumah bata baru, tanda kemakmuran yang semakin meningkat.
Namun, ketika harus membina industri pertanian terkait di desa tersebut, semuanya tidak selalu berjalan mulus, dan Mao beberapa kali mengalami kegagalan. Setelah upaya eksplorasi selama satu dekade, desa itu akhirnya berhasil dengan mengadopsi perkebunan jeruk sebagai industri utama. Jeruk tumbuh dengan baik di kondisi setempat, dan kehadiran jalan baru mempermudah proses pengiriman jeruk tersebut ke pasar. Tak lama kemudian, kebijakan pengentasan kemiskinan diluncurkan, yang semakin mempercepat proses tersebut.
Sejumlah penduduk desa memetik jeruk di Desa Xiazhuang, wilayah Wushan, Kota Chongqing, China barat daya, pada 24 Januari 2024. (Xinhua/Tang Yi)
“Sangatlah bagus bahwa pemerintah dapat melihat kebutuhan akar rumput dan melakukan upaya-upaya yang begitu besar guna meningkatkan kondisi kehidupan desa,” ujar Mao.
Berkat kebijakan tersebut, banyak keluarga di desa yang memiliki anak muda yang masih kuliah atau sanak saudara yang kesehatannya kurang baik, atau situasi sulit lainnya, dapat menerima bantuan untuk membuat hidup mereka lebih baik.
Selain itu, dengan dukungan kebijakan ini, banyak pelopor telah menangkap peluang untuk terlibat secara mendalam pada pengembangan industri yang sesuai dengan karakteristik setempat.
Pada 2020, Mao dan sembilan orang lainnya terpilih sebagai perwakilan pengentasan kemiskinan berprestasi di tingkat nasional. Sebagian besar dari mereka telah berakar di desa itu dan merevitalisasinya melalui serangkaian industri, seperti industri jamur, bordir, dan lain-lain.
Meskipun Xiazhuang telah keluar dari kemiskinan pada 2015, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan standar hidup, seperti meningkatkan infrastruktur, membangun jalan yang lebih nyaman bagi kendaraan, dan memperkenalkan perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan industri jeruk dan pariwisata.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari saya bisa menikmati hidup saya seperti ini,” kata Yang Yuanding, sembari duduk di halaman rumah pertanian tiga lantai miliknya.
Seperti kebanyakan penduduk desa, Yang meninggalkan desa setelah jalan tersebut rampung untuk menjadi pekerja kerah biru di Sichuan, Guangdong, dan provinsi-provinsi lainnya. Berkat kebijakan pengentasan kemiskinan, pemerintah memberinya subsidi perumahan, dan dia membangun rumah dua lantai di desa tersebut.
Pemerintah membantu mengembangkan industri pariwisata setempat, dengan memanfaatkan narasi pembangunan jalan di desa tersebut, dan banyak pengunjung yang tertarik dengan “keajaiban” ketekunan ini. Tak lama kemudian, desa itu bertransformasi menjadi objek wisata terkenal. Yang merupakan penduduk desa pertama yang mengubah rumahnya menjadi resor agrowisata, dan pada 2020 dia menghasilkan pendapatan sebesar 100.000 yuan (1 yuan = Rp2.182).
![](https://cdn.wartabuana.com/wp-content/uploads/2024/03/view-tu46yA.jpeg)
Foto yang diabadikan pada 16 Januari 2024 ini menunjukkan pemandangan Desa Xiazhuang di wilayah Wushan, Kota Chongqing, China barat daya. (Xinhua/Tang Yi)
Dengan bisnis yang berkembang pesat, Yang juga membangun sebuah penginapan baru untuk menampung lebih banyak wisatawan. Selain itu, pada 2023, kedua putrinya kembali ke desa tersebut dan membuka resor agrowisata lainnya.
Sembari duduk di halaman rumahnya, Mao menunjuk ke sebuah bangunan yang sedang dibangun, tepat di depan rumahnya. “Pemilik rumah itu tidak berada di desa, tapi dia bisa mendapatkan uang dengan menyewakan properti itu kepada sebuah perusahaan dan membiarkan perusahaan tersebut mengubah rumah tua mereka menjadi akomodasi wisata,” kata Mao. “Sekarang, bagi warga Xiazhuang, di mana pun Anda berada, Anda bisa menghasilkan uang. Segalanya telah banyak berubah.”
Pada 2022, Xiazhuang meraup pendapatan senilai lebih dari 700.000 yuan dari sektor pariwisata, menerima kunjungan 120.000 wisatawan. Sementara itu, nilai output dari bisnis jeruk mencapai 1,5 juta yuan. Pendapatan per kapita yang siap dibelanjakan (per capita disposable income) penduduk desa itu kini diperkirakan melampaui 17.000 yuan, naik lebih dari 50 kali lipat dibandingkan pada 1997.