WARTABUANA – Ketua Umum SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, S.Sos, sangat berharap mendapat anggaran memadai dari pemerintah sehingga SENAWANGI bisa lebih fokus melestarikan dan mempromosikan dunia pemawayangan Indonesia secara global.
Hal itu disampaikannya dalam jumpa pers acara peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) Ke-V & Living ICH Forum Ke-III, di Gedung Pewayangan Kautaman Jakarta Timur, Senin (6/11/2023).
Menurut Bambang, pengurus SENAWANGI pernah melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI beberapa waktu lalu. “Kami sudah menyampaikan banyak hal tentang SENAWANGI sehingga mereka tahu visi misi kita, tahu kesulitan kita, khususnya masalah anggaran. Kami berharap, mereka akan menyuarakan kepada kementerian teknis yang terkait dengan dunia pewayangan atau kebudayaan,” ungkap Bambang.
Selama ini menurut Bambang, SENAWANGI memiliki program dan kegiatan yang sudah fix dan regular setiap tahun dengan tujuan jangka panjang. “Salah satu tujuan besarnya adalah , agar Indonesia menjadi Rumah Wayang Dunia, sehingga membutuhkan effort yang besar, dan harus didukung oleh semua stakeholder,” jelasnya.
Dari RDPU itu, SENAWANGI anggota Komisi X DPR RI akan lebih mengetahui berbagai kehebatan dan kekurangannya dunia pewayangan di tanah air saat ini. “Dengan kekurangannya ini saya berharap, Komisi X DPR RI akan menjadi corongnya kepada pemerintah khususnya kementerian terkiat,” harap Bambang.
Bambang yakin, dikemudian hari akan ada RDP antara Kementerian yang menangani masalah budaya dengan SENAWANGI di depan Komisi X. “Nah, disitu akan ketemu bagaimana caranya supaya program SENAWANGI bisa di-support. Kalaupun tidak bisa dengan dana abadi tersendiri, okelah dengan dana yang ada, tetapi mekanisme birokrasinya kita mintakan prioritas. Kita hanya minta prioritas dengan tetap mengikuti proses,” tuturnya.
Tampilkan Wayang Dari Berbagai Dunia
Peringatan HWN tahun 2023 yang digelar Selasa s/d Kamis, 7 – 9 November 2023 ini sekaligus dijadikan momentum penyelenggaraan “Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) Ke-III. Living ICH Forum Forum Ke-III untuk pertama kalinya digelar di Indonesia tahun 2021 bersamaan dengan dirilisnya ‘Rumah Wayang Dunia.’
Hal ini sesuai mandat rapat Intangible Cultural Heritage (ICH) NGO’s Forum UNESCO, tanggal 11 Desember 2019, saat Sidang Ke-14 Komite Antar Pemerintah tentang Implementasi Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, di Bogota, Kolombia, tanggal 9 – 14 Desember 2019.
Tema besar program Living ICH Forum Ke-3 ini, ‘Actuating the Living Intangible Cultural Heritage Values of Wayang Indonesia as a Bridge Building of Humanity.’
“Penting kiranya program Living ICH Forum ini ditingkatkan kualitasnya. Melalui kerjasama antara lembaga Pemerintah sebagai penentu kebijakan dengan SENAWANGI, lembaga swasta dan para stakeholder dunia pewayangan di Indonesia,” terang Bambang.
Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-V dan Living ICH Forum Ke-III Tahun 2023 ditandai dengan berbagai atraksi pergelaran wayang dari berbagai Negara.
Akan tampil atraksi pergelaran Wayang Myanmar, Wayang Singapore, Wayang Malaysia, Wayang Thailand, Wayang Vietnam, dan pergelaran Wayang Cambodia, baik off-line maupun on-line.
Hal ini menurut Nurrachman Oerip, SH Ketua Bidang Hubungan Internasional, sekaligus Ketua Panitia Livung ICH Forum 2023, sejalan dengan harapan agar Indonesia dapat menjadi rumah wayang dunia.
Indonesia, kata Nurrachman Oerip, telah melakukan berbagai langkah dan tahapan menjadi tuan rumah Festival Wayang Dunia.
“Kami terus mengerahkan seluruh potensi. Memanfaatkan segala daya upaya, kekuatan seni dan budaya Indonesia, khususnya wayang Indonesia bagi terbangunnya fondasi kokoh arsitektur Indonesia sebagai ‘Rumah Wayang Dunia,” ujarnya.
Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-V dan Living ICH Forum Ke-III Tahun 2023 berlangsung selama tiga hari; Selasa s/d Kamis, 7 – 9 November 2023.
Acara akan dihadiri para seniman, budayawan, penggiat wayang, tokoh masyarakat, pejabat, birokrat, wakil rakyat, dan masyarakat.
Ditandai dengan berbagai kegiatan, antara lain; seminar, talkshow, pergelaran wayang dan berbagai seni pertunjukan lainnya, serta pameran dan bazar.
“Kegiatan dibagi dalam tiga komponen, yaitu; diskusi, atraksi dan ekskursi. Melibatkan peserta dari manca Negara baik secara daring maupun luring. Seminar dan diskusi juga diikuti oleh civitas akademika, dan sejumlah perguruan tinggi se-Jabodetabek,” terang Nurrachman.
Ketua Panitia ini juga menjelaskan, pada hari pertama perayaan HWN, Selasa (7/11/2023), ada acara lomba lukis wayang untuk anak generasi Gen Z dan milenial. Workshop Paper Craft ICHINOGAMI – Wayang, Selasa-Rabu (7-8/11/2023).
“Ada juga atraksi spektakuler untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu; melukis tercepat, terpanjang (15 meter) dalam waktu 12 jam. Merepresentasikan lakon Banjaran BIMA yang akan digelar Rabu 8/11/2023),” tandas Nurrachman.
Acara lain yang tidak kalah menarik juga digelar meliputi talkshow dengan tema “Esensi Mahakarya Warisan Lisan dan Tak Benda Kemanusiaan dari Wayang Indonesia.” Seminar Internasional Tema: “Budaya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia dalam Konteks Kemanusiaan” (The Indonesian Culture of Unity in Diversity in the Context of Humanity).
Ekskursi “Ragam Budaya”, Atraksi “Pergelaran Wayang Kulit Banyumas oleh Ki Kukuh Bayu Aji Lakon “Senopati Pinilih”, Takshow Tema : “The Indonesian Wayang Puppet Theater in the Dinamics of Transnationalistic Contemporary Cultural Influx” (Wayang Indonesia dalam Dinamika Pusaran Budaya Kekinian bersifat Transnasional).
Workshop “Puppet Paper Craf”, “Workshop Membuat Wayang dari Karton”, Atraksi “Pergelaran Wayang Kolaborasi Indonesia”. Selanjutnya diskusi dengan tema : “The Essential of Philosophy of Indonesian Wayang Puppet Theater in the Global Context Perspective”.
Ada juga atraksi “Pergelaran Wayang Krucil Blora oleh Ki Paseran”, Focus Group Discussion Tema : “Eksplorasi Pancasila menjadi Ideologi Berkarya” (Exploring Pancasila To Be a Working Ideology). Seminar Nasional dengan tema : “Makna Fundamental Azas Bhinneka Tunggal Ika Indonesia dalam Konteks Kemanusiaan (The Essential of Indonesia’s Principle of Unity in Diversity in the Context of Humanity).[]