HAIKOU, Bumbu sate Indonesia, aroma kopi Nusantara, dan kudapan-kudapan khas Asia Tenggara, bermacam-macam unsur Indonesia dapat ditemukan di Kota Wanning, Provinsi Hainan, China selatan, yang memiliki suasana serupa seperti di Indonesia. Di Distrik Xinglong, sejumlah besar warga Tionghoa perantauan yang kembali ke China dari Indonesia menetap di sebuah area permukiman yang saat ini dijuluki “Desa Indonesia”, dan masih menjaga tradisi serta adat istiadat Nusantara.
Area permukiman tersebut bernama Perkebunan Perantau Tionghoa Xinglong dan dihuni banyak warga Tionghoa perantauan yang kembali ke China sejak 1950-an, dengan banyak di antaranya merupakan warga Tionghoa perantauan yang pulang dari Indonesia. Mereka kini menekuni pertanian dan berhasil mengembangkan ekonomi sosial setempat.
Cai Jinmei (70), seorang pria lansia yang berasal dari Bandung, menetap di Xinglong saat berusia sembilan tahun. Cai masih fasih berbahasa Indonesia dan sering kali menelepon keluarga dan temannya yang masih tinggal di Indonesia. Berita terbaru mengenai China dan Indonesia sering menjadi topik obrolan mereka.
Foto yang diabadikan pada 23 Januari 2024 ini menunjukkan Cai Jinmei, seorang warga Tionghoa perantauan yang pulang dari Indonesia dan kini tinggal di Xinglong, Provinsi Hainan, China selatan, sedang memasak kudapan ala Indonesia di rumahnya. (Xinhua/Li Duojiang)
Pada 2023, Cai kembali mengunjungi kampung halamannya di Bandung dan sekolah dasarnya serta menjenguk teman-temannya. Pada hari-hari biasa di Xinglong, Cai lebih sering menyeduh kopi atau membuat kudapan Indonesia untuk dikirim ke teman-temannya yang tinggal di berbagai tempat di China.
Liang Jinhua adalah seorang pemilik restoran masakan Indonesia yang terletak di Xinglong. Suami dan ayah mertua Liang merupakan warga Tionghoa perantauan yang pulang dari Indonesia. “Masakan kami dianggap cukup autentik dan lezat, restoran kami sudah menjadi ‘rumah’ bagi banyak warga Tionghoa perantauan dan keluarga mereka, bahkan memukau banyak turis asal Indonesia, yang mengatakan berada di restoran kami seperti berada di Tanah Air,” kata Liang.
Di sebuah objek wisata di Xinglong yang bernama “Kampung Bali”, sejumlah bangunan dan benda-benda replika khas Bali memikat banyak pengunjung, khususnya saat liburan Tahun Baru Imlek yang baru saja berakhir.
Foto yang diabadikan pada 23 Januari 2024 ini menunjukkan sebuah objek wisata replika Bali yang diberi nama “Kampung Bali” yang berlokasi di Xinglong, Provinsi Hainan, China selatan. (Xinhua/Li Duojiang)
Menurut Chen Shaosheng, penanggung jawab objek wisata tersebut, “Kampung Bali” berfokus pada upaya memperkenalkan kebudayaan Bali hingga seluruh Indonesia, dan juga kebudayaan dan sejarah warga Tionghoa di Indonesia.
Zhong Chunyan, seorang anak perempuan dari keluarga Tionghoa perantau yang saat ini bekerja di Xinglong sebagai guru tari, menyatakan dirinya berupaya memadukan gaya tarian Indonesia dan gaya tradisional China serta berhasil menyusun beberapa program tarian baru.
Foto yang diabadikan pada 23 Januari 2024 ini menunjukkan para penari tampil di sebuah objek wisata replika Bali yang diberi nama “Kampung Bali” yang berlokasi di Xinglong, Provinsi Hainan, China selatan. (Xinhua/Li Duojiang)
“Xinglong bagaikan jembatan dan sabuk yang menghubungkan China dengan Indonesia serta seluruh Asia Tenggara, berkat pertukaran kebudayaan maupun kerja sama ekonomi,” ujar Zhong, seraya menambahkan bahwa timnya sering mengajak para penari Indonesia untuk tampil di Xinglong.
Berkat langkah-langkah yang memfasilitasi pertukaran personel China-Indonesia, Cai memutuskan untuk mengajak anak dan cucunya ke Indonesia. “Keturunan kami akan terus menjaga ikatan dengan Indonesia, dan itu akan terjalin selamanya!” ujar Cai. [Xinhua]