NANJING, Acara peluncuran untuk program pelatihan talenta guru sekolah kejuruan di kawasan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan mode “Bahasa Mandarin + Kejuruan”, yang diikuti oleh 1.254 orang guru dari negara-negara anggota ASEAN, digelar pada Senin (1/4) di Nanjing Vocational University of Industry Technology (NJUIT) di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China timur.
Meliputi kursus daring dan luring, program tahun ini bertujuan untuk melatih talenta guru di bidang teknik pembangkitan listrik energi baru, layanan teknik mobil, teknik internet, perdagangan elektronik (e-commerce), manajemen logistik modern, dan manajemen pariwisata, yang permintaannya cukup besar di kawasan ASEAN.
Para peserta program ini meliputi guru-guru yang menguasai bahasa Mandarin dengan tingkat berbeda-beda. Mode “Bahasa Mandarin + Kejuruan” ini akan membantu para peserta meningkatkan kemahiran berbahasa Mandarin mereka, terutama di bidang kejuruan masing-masing.
Menurut Rektor NJUIT Xie Yonghua, program ini akan mencakup perkenalan situasi perkembangan pendidikan kejuruan China dan standar pembagian tingkat kemampuan bahasa Mandarin di bidang kejuruan dengan menggunakan materi pembelajaran dalam bahasa Mandarin.
Foto yang diabadikan pada 1 April 2024 ini menunjukkan upacara peluncuran program pelatihan guru di kawasan ASEAN dengan mode “Bahasa Mandarin + Kejuruan” di Nanjing Vocational University of Industry Technology (NJUIT) di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China timur. (Xinhua)
“Acara ini akan menyoroti permintaan dari berbagai perusahaan yang beroperasi di luar negeri terhadap talenta yang memiliki kemampuan bahasa Mandarin serta keterampilan di bidang pendidikan kejuruan, membantu rekan-rekan kami dari Asia Tenggara untuk lebih mengenal China dan mendorong pertukaran antarmasyarakat China-ASEAN,” ujar Xie.
Ea Tyhaw, seorang guru asal Kamboja yang memiliki nama Mandarin Yang Zhihao, mengatakan bahwa program ini bagai “hujan yang turun tepat di saat kekeringan” karena menawarkan peluang bagus untuk mengenal rekan-rekan dari China serta mempelajari teori dan mode pendidikan yang menyoroti “Bahasa Mandarin + Kejuruan”, sehingga nantinya dapat mengajar talenta di negaranya dengan lebih baik lagi.
Menurut Hu Zhiping, yang menjabat sebagai wakil kepala Pusat Pendidikan Bahasa dan Kerja Sama (Center for Language Education and Cooperation/CLEC) di bawah naungan Kementerian Pendidikan China, seiring penerapan proyek-proyek kerja sama yang saling menguntungkan di negara-negara ASEAN serta kian eratnya hubungan China-ASEAN, permintaan untuk mengenal China dan mempelajari bahasa Mandarin dari masyarakat ASEAN semakin meningkat, khususnya mengenai bidang kejuruan karena dapat membuka lebih banyak peluang kerja.
“Pusat kami akan berkolaborasi dengan lebih banyak sekolah kejuruan China dan mengadakan program serupa. Kami berharap acara tahun ini dapat membantu meningkatkan kemampuan para peserta dan siswa di sekolah masing-masing,” kata Hu.
Program tahun ini akan berlangsung hampir satu bulan, dan beberapa peserta berprestasi akan dipilih untuk mengunjungi sejumlah perusahaan besar di Jiangsu. [Xinhua]