BEIJING – China dan Prancis telah menandatangani sebuah perjanjian yang memungkinkan kedua negara untuk saling mengakui dan menukar surat izin mengemudi (SIM), demikian disampaikan Kementerian Keamanan Publik China pada Senin (16/8).
Berdasarkan kesepakatan yang mulai berlaku pada Selasa (17/8) tersebut, China dan Prancis akan mengizinkan pemegang SIM yang sah yang dikeluarkan oleh kedua otoritas untuk mengemudi secara langsung atau memperoleh izin mengemudi tanpa tes tambahan.
Secara spesifik, SIM milik orang yang tinggal di negara lain selama kurang dari satu tahun akan diakui di negara tujuan. Sementara itu mereka yang tinggal lebih dari satu tahun dapat menukar SIM asli mereka dengan SIM lokal tanpa melakukan tes terpisah.
Kesepakatan timbal balik ini akan diterapkan bagi pelajar yang menempuh pendidikan di masing-masing negara.
Perjanjian tersebut ditandatangani untuk memfasilitasi perjalanan orang-orang yang berkendara di kedua negara itu, selain juga mendorong lebih lanjut kerja sama perdagangan bilateral dan pertukaran antarindividu, papar kementerian itu.
China telah saling mengakui SIM dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Belgia serta menandatangani perjanjian serupa dengan Serbia. [Xinhua]