Truk-truk yang sarat dengan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari sisi Mesir di perlintasan perbatasan Rafah dengan Gaza pada 21 Oktober 2023. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
YERUSALEM, 21 Oktober (Xinhua) – Serangan udara Israel terus menggempur Jalur Gaza, sementara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) terus menembakkan roket ke arah Israel pada Sabtu (21/10), hari ke-15 dari konflik bersenjata yang sedang berlangsung. Pada hari itu, 20 truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui perlintasan Rafah, satu-satunya perlintasan perbatasan daerah kantong pesisir yang terkepung tersebut dengan Mesir, setelah blokade selama dua pekan.
Truk-truk tersebut mengangkut bantuan medis sumbangan Aliansi Nasional Mesir untuk Pekerjaan Pembangunan Sipil (National Alliance for Civil Development Work) dan Bulan Sabit Merah Mesir, kata Aya Ahmed, selaku pejabat humas Life Makers Foundation, kepada Xinhua.
“Konvoi terbatas seperti ini tidak akan mampu mengubah bencana kemanusiaan yang sedang dialami Jalur Gaza,” kata Salama Maarouf, kepala kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza, dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Xinhua.
Penting untuk membangun koridor aman yang bekerja sepanjang waktu memberikan bantuan kemanusiaan dan perawatan medis yang layak yang masih tidak memadai bagi para korban luka di Gaza, tutur Maarouf.
Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune pada Sabtu memerintahkan pemerintahnya untuk mengirimkan pasokan mendesak, termasuk makanan, obat-obatan, tenda, dan pakaian ke Gaza, guna meringankan penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza, kata kantor kepresidenan Aljazair dalam sebuah pernyataan.
Foto tangkapan layar ini menunjukkan ruang konferensi KTT Perdamaian Kairo yang digelar di ibu kota administratif baru Mesir di sebelah timur Kairo, Mesir, pada 21 Oktober 2023. (Xinhua/Wang Dongzhen)
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Kairo digelar pada hari yang sama di ibu kota administratif baru Mesir di sebelah timur Kairo. Dalam KTT tersebut, kepala negara dan menteri dari 30 lebih negara, serta pemimpin organisasi regional maupun internasional, mendesak deeskalasi konflik di Gaza, mengupayakan gencatan senjata, dan mencari resolusi atas konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama melalui “Solusi Dua Negara.”
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa militer Israel “sedang terus mempersiapkan diri untuk tahap perang berikutnya, termasuk operasi darat.” Lebih dari 300.000 tentara cadangan telah direkrut, banyak di antaranya diasumsikan sedang mempersiapkan diri untuk invasi darat Israel ke Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi perbatasan utara Israel tempat pertempuran antara IDF dan kelompok militer Syiah Hizbullah yang berbasis di Lebanon semakin sengit sejak konflik dimulai.
Beberapa rudal anti-tank ditembakkan ke arah Israel pada Sabtu. IDF merespons dengan tembakan artileri.
Seorang wanita memegang poster yang menunjukkan informasi tawanan Israel di Tel Aviv, Israel, pada 17 Oktober 2023. (Xinhua/Chen Junqing)
Selain itu, seorang narasumber Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa upaya-upaya untuk membebaskan para sandera yang ditahan oleh Hamas di daerah kantong pesisir tersebut akan terus berlanjut dan saat ini berfokus pada tawanan yang memiliki kewarganegaraan ganda, yakni kewarganegaraan Israel-asing.
Sejak awal pertempuran, sekitar 1.400 warga Israel telah tewas dan lebih dari 4.600 lainnya terluka. Militer Israel pada Sabtu mengonfirmasi bahwa sedikitnya 210 warga Israel ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Orang-orang melakukan upaya penyelamatan setelah serangan udara Israel di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 19 Oktober 2023. (Xinhua/Khaled Omar)
Sebanyak 4.385 warga Palestina di Gaza telah tewas dan sekitar 13.560 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza. Sementara itu, IDF terus memperingatkan penduduk Gaza City agar mengungsi ke selatan Jalur Gaza pada Sabtu.
Sekitar 1,6 juta orang, atau setidaknya 60 persen dari populasi Gaza, telah mengungsi akibat serangan Israel yang sedang berlangsung sejak babak terbaru konflik Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober, menurut sebuah pernyataan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Sabtu. [Xinhua]