Kapal udara (airship) berawak sipil AS700 bersiap untuk mendarat di edisi ke-15 Pameran Penerbangan dan Kedirgantaraan Internasional China (China International Aviation and Aerospace Exhibition), yang juga dikenal sebagai Airshow China, di Zhuhai, Provinsi Guangdong, China selatan, pada 15 November 2024. (Xinhua/Hong Zehua)
GUANGZHOU, 18 November (Xinhua) — Setelah menempuh perjalanan sejauh lebih dari 380.000 kilometer dari sisi jauh Bulan ke ruang pameran Airshow China ke-15 baru-baru ini, sampel tanah Bulan yang dibawa pulang oleh misi Chang’e-6 China memukau banyak pengunjung yang penasaran.
Dipamerkan bersama kapsul pembawa pulang (return capsule) dan parasut wahana Bulan Chang’e-6, sampel Bulan tersebut menjadi bagian inti dalam pameran Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA). Pameran ini bertujuan untuk menyoroti kemajuan terbaru dan kolaborasi internasional China di bidang penjelajahan luar angkasa, demikian disampaikan Zhang Tao, seorang pejabat CNSA.
Dari kisah mitologi “Chang’e Terbang ke Bulan” (Chang’e Flying to the Moon) hingga butiran nyata tanah Bulan yang kini dikagumi dan diabadikan dalam foto, fragmen seberat 75 miligram itu menjadi bukti nyata bagaimana impian lama China untuk mengangkasa telah bertransformasi menjadi kenyataan yang luar biasa.
“Saya merasakan kebanggaan yang luar biasa pada negara ketika saya melihat sampel Bulan itu, di samping pesawat dan roket canggih yang dipamerkan,” ujar Tsang Cheung Sam, seorang pengunjung dari Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Makau yang menghadiri pameran kedirgantaraan yang berakhir pada Minggu (17/11) tersebut.
“Saya sudah mendengar tentang Stasiun Luar Angkasa Internasional sejak saya masih kecil, tetapi sekarang kita memiliki stasiun luar angkasa China yang melayang di atas kita. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Tsang.
Pada Jumat (15/11), China meluncurkan wahana antariksa kargo Tianzhou-8, yang mengirim pasokan ke stasiun luar angkasa Tiangong. Sementara itu, lebih banyak opsi untuk pengiriman ke luar angkasa sedang dikembangkan, seiring Aviation Industry Corporation of China (AVIC) meluncurkan wahana kargo luar angkasa bersayap yang dapat digunakan kembali (reusable) di pameran kedirgantaraan itu.
Diberi nama Haoloong, pesawat ulang-alik inovatif ini dapat masuk kembali ke atmosfer Bumi, terbang, dan mendarat secara horizontal di bandar udara yang telah ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan pemulihan dan penggunaan kembali dalam model operasional seperti maskapai penerbangan, yang bertujuan untuk secara signifikan mengurangi biaya pengangkutan kargo ke dan dari stasiun luar angkasa China, menurut AVIC.
“Haoloong menandai titik awal baru bagi AVIC untuk memanfaatkan keahlian aeronautika dalam mengembangkan produk kedirgantaraan komersial,” kata juru bicara AVIC Wu Jiwei.
Dalam pameran kedirgantaraan tersebut, AVIC menguji coba kapal udara (airship) berawak sipil AS700 dan mengamankan pesanan pembelian sebanyak 10 unit serta surat pernyataan minat untuk 164 unit lainnya.
Kapal udara itu bahkan dijual secara daring pada pesta belanja tahunan China, “Double Eleven” atau “11.11”, di platform e-commerceTaobao.
Jingmen Urban Construction Investment Holding Group Co., Ltd., yang membeli kapal udara AS700 secara daring, kemudian menandatangani surat pernyataan minat untuk membeli tambahan 60 kapal udara. Menurut Cheng Xiong, chairman perusahaan tersebut, sebuah studi yang dilakukan di kalangan penumpang dan beberapa objek wisata mengungkap antusiasme publik yang kuat terhadap pengoperasian kapal udara tersebut.
Pada masa awal, kapal udara itu akan digunakan untuk pariwisata ketinggian rendah, jelas Cheng. Penggunaan wahana ini akan diperluas ke sejumlah bidang seperti fotografi udara, inspeksi kota, dan skenario inovatif lainnya.
Di tengah-tengah Paviliun Ekonomi Ketinggian Rendah pada pameran kedirgantaraan itu, sebuah pesawat listrik yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal (electric vertical take-off and landing/eVTOL)berkapasitas enam penumpang berwarna putih, hitam, dan kuning memukau para pengunjung. Banyak pengunjung membungkuk untuk melihat baling-balingnya, naik ke kokpit, atau memeriksa stasiun pengisian daya yang ada di dekatnya.
Pesawat eVTOL itu, yang menjadi bukti perkembangan industri penerbangan ketinggian rendah di China, dikembangkan oleh Aerofugia, anak perusahaan Geely Auto, perusahaan terkemuka di sektor kendaraan listrik. Dalam pameran kedirgantaraan di Zhuhai, perusahaan itu meluncurkan versi produksi batch dari pesawat eVTOL tilt-rotorberawak AE200.
Aerofugia, yang berkantor pusat di Chengdu, menerima pesanan pertamanya sebanyak 100 unit eVTOL dari Sino Jet, sebuah perusahaan manajemen penerbangan bisnis asal China. Sebelumnya pada tahun ini, majalah Amerika Serikat Aviation Week mengakui Aerofugia sebagai satu dari 10 pengembang eVTOL terbaik di dunia.
Dijadwalkan untuk memulai penerbangan verifikasi berawak pada 2025, AE200 diharapkan dapat memainkan peran penting dalam transportasi perkotaan, wisata udara, dan misi penyelamatan darurat, menurut CEO sekaligus kepala ilmuwan Aerofugia, Guo Liang, yang menerima penghargaan “Person of the Year” pada acara China Aerospace Laureate Awards ke-16 di pameran kedirgantaraan tersebut.
Dengan semakin banyaknya kendaraan udara ketinggian rendah yang mengudara, wilayah udara ketinggian rendah China menjadi semakin sibuk. Hou Yi, manajer produk senior di Aerofugia, percaya bahwa dalam waktu dekat pesawat listrik akan menjadi hal yang lazim.
“Sejak pesawat pertama Wright bersaudara pada 1903 hingga saat ini, sudah lebih dari satu abad berlalu. Sudah lebih dari setengah abad sejak manusia mendarat di Bulan. Perkembangan teknologi yang pesat ini menunjukkan kekuatan dari impian dan eksplorasi. Apa yang tampak mustahil saat ini dapat menjadi kenyataan jika kita berusaha untuk mewujudkannya,” kata Hou. [Xinhua]