WASHINGTON – Angka kelahiran di Amerika Serikat (AS) turun 4 persen tahun lalu, menandai penurunan tahunan terbesar dalam beberapa dekade. Hal ini mengindikasikan bahwa “pandemi virus corona telah menjadikan tren penurunan yang sudah ada semakin intens,” demikian dilaporkan surat kabar The Washington Post pada Kamis (6/5).
Data sementara terbaru yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menunjukkan bahwa angka kelahiran pada 2020 menandai penurunan selama enam tahun berturut-turut. Penurunan paling tajam terjadi pada bagian akhir dari tahun tersebut, ketika bayi-bayi pertama yang berada dalam kandungan selama wabah di AS dilahirkan.
Sebelum pandemi, para wanita di Amerika sudah memilih untuk memiliki anak dalam jumlah lebih sedikit, menunda memiliki anak hingga ketika usianya sudah lebih tua, atau memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.
Data yang baru dirilis itu mengindikasikan bahwa tren tersebut semakin intens. Angka kelahiran di berbagai kelompok ras, etnis, dan hampir semua kelompok usia di AS turun.
Sekitar 3,6 juta bayi lahir di AS pada 2020, turun dari sekitar 3,75 juta pada 2019. Angka tersebut merupakan angka kelahiran terendah sejak 1979. Ini juga penurunan tahunan terbesar dalam hal jumlah kelahiran dari segi persentase sejak 1965, tahun berakhirnya baby boom, demikian dikutip dari Philip N. Cohen, sosiolog di Universitas Maryland.
“Meski kemungkinan telah mempercepat penurunan (angka kelahiran), pandemi bukanlah penyebabnya.
Perlambatan sudah terjadi selama beberapa dekade sebelum pandemi,” lapor The Washington Post. Bahkan sebelum virus corona merebak, tingkat kelahiran sudah anjlok ke angka 1,73 kelahiran per wanita, setelah mencapai puncaknya pada 1957 dengan 3,77 kelahiran per wanita.
Angka kelahiran turun pada 1980, naik tipis satu dekade kemudian, dan sejak saat itu terus mengalami penurunan stabil.
“Beberapa hal yang dapat menurunkan angka kelahiran untuk jangka panjang, seperti ketidakamanan ekonomi, biaya perawatan kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan perawatan anak, serta kebijakan kita yang buruk menyangkut keseimbangan pekerjaan-keluarga, kemungkinan adalah hal-hal yang menjadi semakin intens tahun lalu,” tutur Cohen.
Para pakar meyakini bahwa pandemi yang telah mengusik masyarakat Amerika dengan begitu banyak cara membuat sebagian orang menunda rencana mereka, dengan prospek anak-anak yang semakin suram ketika dihadapkan dengan hilangnya pekerjaan, penutupan pusat perawatan anak dan sekolah, serta isolasi sosial, ungkap laporan tersebut.
“Hal itu (pandemi) juga memperlambat metabolisme sosial, sehingga interaksi sosial berkurang, yang berarti hubungan seks, pertemuan pasangan, pernikahan, dan kehamilan juga berkurang,” papar Cohen. “Saya yakin ada elemen yang disadari maupun tidak disadari dalam hal ini, dan kita hanya belum memiliki data yang cukup untuk mengetahui secara pasti perbandingannya.” [Xinhua]