SANAA – Sebuah badan amal di Yaman menyediakan pakaian baru bagi ribuan anak-anak dari keluarga miskin untuk merayakan Idul Fitri, hari raya keagamaan yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia untuk me nandai berakhirnya bulan puasa Ramadan.
Warga Yaman biasanya membelikan pakaian yang bagus untuk anak-anak mereka saat Idul Fitri, karena itu merupakan salah satu hari raya terpenting di negara tersebut. Namun, perang dan blokade ekonomi selama bertahun-tahun mengubah segalanya.
Mhammed Yaeha, Warga Setempat : “Tadinya saya akan menyuruh anak-anak saya tetap di rumah setelah bulan suci berakhir karena tidak mampu membeli pakaian baru untuk mereka. Kami tidak ingin malu di depan para tetangga. Tapi kemudian ada telepon dari nomor tak dikenal. Penelepon memberi tahu saya bahwa kami mendapat tiket untuk datang ke acara itu dan memilih baju baru untuk anak-anak. Istri, anak-anak, dan saya sendiri sangat bahagia.”
Acara amal yang dibuka pekan lalu itu bertujuan untuk membantu keluarga miskin mendapatkan pakaian baru untuk anak-anak mereka agar dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih ceria.
Om Iyad Al-Hamis, Warga Setempat : “Karena krisis yang terjadi di Yaman, banyak gaji orang-orang yang ditangguhkan. Kini beberapa keluarga tidak mampu lagi membeli pakaian baru untuk anak-anak karena mereka lebih memikirkan bagaimana caranya bertahan hidup dengan makanan dan air yang terbatas, yang jauh lebih penting dibandingkan pakaian. Tetapi acara ini membantu keluarga miskin dan membuat anak-anak bisa tersenyum lagi.”
Acara amal yang digelar oleh komunitas bisnis lokal itu bagaikan secercah cahaya yang bersinar di tengah suramnya kenyataan hidup yang dihadapi Yaman.
Perang saudara telah berkecamuk di Yaman sejak akhir 2014 lalu, ketika kelompok Houthi yang didukung Iran menguasai sebagian besar wilayah utara negara itu dan memaksa pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional keluar dari ibu kota, Sanaa.
MOHAMMED AL-AYANI, Penyelenggara : “Proyek ini bertujuan untuk membantu keluarga miskin dan membutuhkan serta para pengungsi. Rata-rata, kami memberikan tiga potong pakaian untuk setiap keluarga. Kami berencana memberikan kepada hingga 600.000 anak dari 200.000 keluarga lewat proyek kami.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Sanaa. (XHTV)