CANBERRA, 25 Maret (Xinhua) — Industri pariwisata internasional Australia pulih dengan kuat dari pandemi COVID-19, dengan para pengunjung dari China melampaui jumlah wisatawan Selandia Baru sebagai kelompok wisatawan inbound terbesar di negara tersebut.
Wang Xi, seorang pemandu wisata yang berbasis di Brisbane, sibuk mengelola pemesanan dan menyusun rencana perjalanan yang disesuaikan bagi wisatawan China yang sangat antusias untuk menjelajahi Australia.
“Mayoritas klien saya dari China adalah para profesional muda yang menggunakan cuti tahunan mereka untuk melakukan perjalanan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua hingga enam orang, dan mereka mendorong peningkatan pengeluaran yang signifikan untuk pengalaman perhotelan dan pariwisata,” ungkap Wang kepada Xinhua pada Senin (24/3).
China telah merebut kembali posisinya sebagai sumber utama pengunjung internasional Australia untuk kali pertama sejak pandemi, melampaui jumlah wisatawan dari Selandia Baru.
Menurut Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS), sebanyak 114.670 wisatawan China tiba untuk kunjungan jangka pendek pada Januari, melebihi kedatangan 96.250 wisatawan Selandia Baru.
Lonjakan ini merupakan dorongan besar bagi operator pariwisata, karena para pengunjung dari China biasanya menghabiskan hampir dua kali lipat lebih banyak daripada wisatawan asal Selandia Baru, yaitu 5.081 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.419) per perjalanan dibandingkan dengan 2.627 dolar Australia.
Direktur Pelaksana Tourism Australia Phillipa Harrison menyambut baik rebound tersebut, menjelaskan bahwa kedatangan internasional secara keseluruhan telah naik 17,6 persen dibandingkan pada Januari 2024, mendekatkan angka tersebut ke level sebelum pandemi, menurut laporan media lokal.
Meski Amerika Serikat tetap menjadi sumber kedatangan internasional terbesar ketiga di Australia, destinasi di seluruh Asia menunjukkan pertumbuhan yang paling kuat, menurut ABS. Selesai