SAN FRANCISCO – Menyusul sebuah pernyataan bersama dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) terkait vaksin COVID-19 Johnson & Johnson (J&J), San Francisco menghentikan sementara penggunaan vaksin tersebut sebagai langkah pengamanan hingga potensi efek sampingnya diteliti lebih jauh, menurut sebuah pengumuman dari Wali Kota San Francisco London Breed pada Selasa (13/4).
CDC dan FDA pada hari yang sama mengatakan bahwa mereka sedang meninjau data dari enam kasus yang dilaporkan di AS terkait jenis pembekuan darah yang langka dan parah pada sejumlah individu setelah menerima vaksin J&J. Hingga 12 April, lebih dari 6,8 juta dosis vaksin J&J telah disuntikkan di negara tersebut.
Keamanan vaksin COVID-19 menjadi prioritas utama kota itu. Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco akan terus memantau situasi dan menunggu hasil dari pertemuan Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi CDC yang akan diadakan pada Rabu (14/4) guna lebih memahami pentingnya kasus-kasus ini, papar pengumuman tersebut.
Hingga saat ini, San Francisco telah menyuntikkan lebih dari 33.000 dosis vaksin J&J kepada warganya dengan nol kasus pembekuan darah yang dilaporkan, menurut pengumuman itu.
Pasokan vaksin J&J di San Francisco akan berkurang hingga 90 persen akibat masalah pada manufaktur federal. Meski kota itu hanya menerima 500 dosis pada pekan ini, penghentian penggunaan vaksin tersebut tidak akan berdampak signifikan pada upaya vaksinasi pekan ini, tambah pengumuman itu. [Xinhua]