MOSKOW – Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu (7/4) mendesak Kiev dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) agar menghentikan persiapan militer dan tindakan lain yang dapat memperuncing ketegangan di Ukraina timur.
“Kami mendukung penyelesaian konflik di Donbas secara eksklusif melalui cara-cara damai,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan.
Rusia telah mengetahui kampanye informasi palsu yang menyesatkan oleh Ukraina dan beberapa negara Barat, yang berupaya menuduh Rusia memperuncing konflik di Donbas dan perbatasan Rusia-Ukraina, ujar Zakharova.
“Kami memandang kampanye propaganda dan informasi palsu ini menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari pembangunan militer Kiev sendiri di Donbas, sabotasenya terhadap perjanjian Minsk (terkait penyelesaian masalah Donbas), dan peningkatan aktivitas militer negara-negara NATO di Ukraina,” lanjutnya.
Menurut Zakharova, Kiev terus mengirim pasukan dan senjata baru ke garis kontak di Donbas serta melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok pemberontak di sana, sementara beberapa negara NATO meningkatkan aktivitas militer di wilayah Ukraina dan Laut Hitam di dekat perbatasan Rusia.
Pada 2021, Ukraina berencana menggelar tujuh latihan gabungan di wilayahnya dengan negara-negara NATO, ucap diplomat tersebut.
Dia menambahkan bahwa NATO terus memberikan bantuan finansial dan logistik bagi angkatan bersenjata Ukraina, pasokan senjata mematikan, serta pelatihan personel militer Ukraina.
Semua ini tidak berkontribusi bagi keamanan di kawasan tersebut atau penyelesaian konflik di Donbas, tetapi justru memicu kekhawatiran serius dari Rusia, kata sang juru bicara. [Xinhua]