ISTANBUL – Menteri Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy pada Rabu (14/4) mengatakan Turki berpotensi kehilangan hampir 500.000 wisatawan hingga Juni setelah Rusia memberlakukan larangan penerbangan, demikian dilansir saluran berita NTV.
“Mungkin jumlah wisatawan akan turun hampir 500.000,” ujar Ersoy seperti dikutip oleh NTV.
Sang menteri mengatakan tidak ada masalah yang ditemukan pada pemesanan musim panas sejauh ini, dan tanggal akhir pemberlakuan larangan itu dapat dimajukan, tergantung penurunan jumlah kasus COVID-19.
Pada Senin (12/4), Rusia memutuskan mengurangi jumlah penerbangan reguler dan sewaan dengan Turki dari 15 April hingga 1 Juni guna mengendalikan penyebaran pandemi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menuturkan bahwa seorang delegasi Rusia akan mengunjungi Turki pada periode mendatang untuk meninjau langkah-langkah terkait pandemi di lapangan, menurut laporan pers.
Meski upaya inokulasi massal COVID-19 di Turki diluncurkan pada pertengahan Januari lalu, kasus harian di negara itu mencapai rekor tertinggi lebih dari 59.000 pada Selasa (13/4).
Turki memberlakukan “penutupan parsial” untuk dua pekan pertama bulan suci Ramadan untuk membendung lonjakan infeksi. Langkah-langkah baru tersebut mulai berlaku pada Rabu malam waktu setempat.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turki.(XHTV)