[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=HP3VHx2T-O4″ lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
PYONGYANG – Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) mengecam Uni Eropa (UE) yang telah memasukkan RRDK ke dalam target “sanksi hak asasi manusia (HAM)” dengan dalih “melakukan pelanggaran HAM global.”
Sebuah laporan dari kantor berita resmi RRDK, Korean Central News Agency (KCNA), yang dirilis pada Selasa (23/3) malam mengutip pernyataan seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri negara tersebut yang mengatakan bahwa UE melakukan “hal konyol saat mengumumkan target sanksi” dengan melontarkan tuduhan yang disebutnya sebagai “pelanggaran HAM” di beberapa negara.
Sebuah badan tertinggi UE pada Senin (22/3) menjatuhkan sanksi terhadap RRDK atas dugaan menyiksa dan membunuh orang. Langkah UE ini menandai pertama kalinya blok tersebut secara eksplisit menyebut pejabat RRDK sebagai pelaku kejahatan HAM. Selain RRDK, UE memasukkan sejumlah individu dan entitas dari China, Libya, Eritrea, Sudan Selatan, dan Rusia ke dalam daftar sanksi.
“RRDK mengecam keras dan menolak dengan tegas ‘sanksi HAM’ konyol dari UE ini, karena sanksi tersebut merupakan bagian dari kebijakan stereotip yang bermusuhan terhadap RRDK dan sebuah provokasi politik tercela yang bertujuan melanggar kedaulatan dan mencampuri urusan internal RRDK,” ujar sang juru bicara.
Juru bicara tersebut juga memperingatkan bahwa UE harus ingat bahwa jika mereka terus bersikeras melakukan kampanye anti-RRDK dengan dalih “HAM” yang sia-sia tersebut tanpa mengindahkan peringatan berulang dari RRDK, “mereka (UE) akan menghadapi konsekuensi yang tak terbayangkan dan menyedihkan.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Pyongyang. (XHTV)