WELLINGTON – Jalanan yang elok di Christchurch, Selandia Baru, dipenuhi para pelari dan pejalan kaki pada Minggu (11/4) saat ajang ASB Marathon merayakan ulang tahunnya yang ke-40.
Tahun lalu, ASB Marathon untuk pertama kalinya tidak dapat digelar akibat COVID-19, dan pembatalan ajang maraton di negara-negara lain akibat epidemi membuat banyak pelari tercepat di Selandia Baru harus puas hanya berlomba di dalam negeri, termasuk dalam kompetisi yang digelar pada Minggu itu, menurut pihak penyelenggara.
ASB Marathon merupakan salah satu ajang olahraga terpenting di Christchurch, ujar Nigel Cox, Ketua Dewan Kota Christchurch Bidang Rekreasi, Olahraga, dan Acara.
Rute lomba lari tanpa rintangan ini secara luas dianggap sebagai yang tercepat di Selandia Baru. Rute tersebut juga mencakup area-area yang sangat indah dan ikonik di Christchurch, seperti Taman Hagley, Sungai Avon, Oxford Terrace, dan Balai Kota, ujar Jackson, seorang pelari asal Wellington kepada Xinhua.
Sebelumnya, ASB Christchurch Marathon digelar pada awal musim dingin, tetapi tahun ini pihak penyelenggara memutuskan untuk memajukan pelaksanaan kompetisi tersebut ke bulan April di saat cuaca lebih hangat.
Lebih dari 4.000 orang mendaftarkan diri untuk mengikuti ajang tersebut, yang mencakup kategori maraton, setengah maraton, dan lari 10 kilometer. Ada pula lomba lari khusus anak-anak dan maraton kursi roda. Akibat restriksi di perbatasan terkait COVID-19, mayoritas partisipan dalam acara tahun ini berasal dari dalam negeri.
Daniel Jones memenangkan kategori maraton putra dengan catatan waktu 2:23:35, sedangkan Alice Mason unggul dalam kategori maraton putri dengan 2:43:43. Ian Walker memenangkan kategori maraton kursi roda dengan catatan waktu 2 jam 8 menit.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Wellington. (XHTV)