GAZA CITY – Gerakan Islam Hamas, yang berkuasa di Jalur Gaza, pada Senin (12/4) memutuskan untuk memperketat kebijakan pencegahan guna memerangi virus corona selama bulan suci Ramadan.
Dalam pernyataannya, Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas menyampaikan bahwa lalu lintas di seluruh Jalur Gaza akan dilarang mulai pukul 19.00 hingga 06.00 waktu setempat setiap harinya.
Kebijakan baru tersebut akan berlaku selama 30 hari mulai Selasa (13/4) hingga akhir bulan Ramadan. Sementara lockdown penuh akan dimulai pada pukul 21.00 hingga 06.00 dan mencakup penutupan toko maupun kedai, imbuh pernyataan itu.
“Perkumpulan warga di tempat umum dan jalanan, termasuk pernikahan outdoor dan pasar umum mingguan, juga akan dilarang selama bulan puasa Ramadan,” sebut pernyataan itu.
Eyad al-Bozzom, juru bicara kementerian dalam negeri di Gaza, menyampaikan kepada awak media bahwa warga harus mematuhi semua kebijakan pencegahan yang diterapkan, terutama pemakaian masker saat beribadah di masjid selama Ramadan.
Jalur Gaza baru-baru ini melaporkan lonjakan yang tidak terduga dalam jumlah kasus harian akibat wabah galur virus corona yang lebih menular di wilayah kantong yang terkepung itu.
Pada Senin, Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Ramallah mengatakan 2.762 kasus baru COVID-19 dan tambahan 26 kematian dilaporkan di seluruh wilayah Palestina dalam 24 jam terakhir.
Dari 2.762 kasus baru tersebut, 998 di antaranya tercatat di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, sedangkan 1.764 lainnya di Jalur Gaza.
Sejauh ini, kampanye vaksinasi berjalan lancar di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebanyak 146.986 orang di Tepi Barat dan Jalur Gaza telah menerima dosis pertama vaksin, sementara 14.674 di antaranya telah menerima suntikan dosis kedua, papar kementerian itu. [Xinhua]